Jadi Ketua Harian Nasional DPP Partai Perindo, TGB Pasang Target di Pemilu 2024
Politik | 7 Agustus 2022, 00:05 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Tuan Guru Bajang Zainul Majdi yang didapuk menjadi ketua harian nasional DPP Partai Perindo ternyata memiliki alasan bergabung dengan partai yang digawangi Hary Tanoesoedibjo itu.
TGB mengaku tertarik bergabung dengan Perindo karena memiliki kesamaan visi misi dengan Hary Tanoe yakni memajukan Indonesia lewat partai politik.
TGB melihat Perindo memiliki beberapa keunikan, seperti nama partai yang merupakan kependekan dari Partai Persatuan Indonesia menunjukkan jati diri untuk menjaga persatuan Indonesia.
“Karena tanpa persatuan hilanglah marwah kita sebagai suatu bangsa,” ujarnya, Sabtu (6/8/2022).
Baca Juga: Hary Tanoe Angkat Tuan Guru Bajang Zainul Majdi Jadi Komisaris MNC
Tidak hanya itu, TGB juga menargetkan Partai Perindo meraih 60 kursi di DPR dalam Pemilu 2024.
“Alhamdulillah pada hari ini 6 Agustus 2022 persis satu tahun setelah Perindo meluncurkan logo dan simbol barunya, saya mulai perkhidmatan di Perindo. Semoga ini penanda bahwa ikhtiar kita semua termasuk yang dicanangkan pak ketua umum pada pemilu nanti 60 kursi di DPR mudah-mudahan diridai Tuhan,” ucapnya.
Terakit kontestasi dalam Pemilu 2024 yang tinggal 19 bulan lagi, TGB mengajak kader partai untuk tidak berleha-leha dan berikhtiar bersama sehingga mendapat kepercayaan dari masyarakat Indonesia.
TGB memandang Perindo sebagai partai politik yang tidak mengumbar janji dan berpolitik dengan Pancasila. Sebab, dengan Pancasila maka bisa membuka ruang seluas-luasnya bagi seluruh anak bangsa untuk membangun Perindo.
“Enggak ada beban masa lalu Perindo, kita tidak tersandera apa pun walaupun sampai hari ini belum mampu menempatkan anggotanya sebagai anggota DPR, tetapi Perindo sudah berjuang selama sembilan tahun dengan sebaik-baiknya,” tuturnya.
Baca Juga: TGB: Sambut Ramadan dengan Bersyukur di Tengah Pandemi Corona
TGB juga tidak menutup kemungkinan berkoalisi dengan partai lain dalam Pemilu 2024. Alasannya, perlu diskusi dan tidak cukup hanya 10 sampai 200 hari untuk menata Indonesia.
Penulis : Switzy Sabandar Editor : Hariyanto-Kurniawan
Sumber : Kompas TV