Sayuti Melik, Mengetik Teks Proklamasi di Masa Muda, Main Film "Setan Jalanan" di Hari Tua
Sosok | 4 Agustus 2022, 06:30 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Sayuti Melik dipercaya untuk mengetik naskah proklamasi 17 Agustus 1945 di rumah Laksamana Maeda. Lelaki yang bernama lengkap Mohamad Ibnu Sayuti ini, perannya sangat menonjol menjelang detik-detik proklamasi dibacakan.
Kala itu, Sayuti merupakan anak muda dari kelompok Menteng 31 yang juga ikut membantu Soekarno. Ditemani oleh wartawan BM Diah, Sayuti Melik mengetik naskah proklamasi di ruang bawah dekat dapur rumah Laksamana Maeda.
Saat proses pengetikan naskah, Sayuti Melik melakukan perubahan tiga kata, yakni kata 'tempoh' diganti menjadi 'tempo'. Kata 'wakil-wakil Bangsa Indonesia' diubah menjadi 'Atas Nama Bangsa Indonesia' serta pengubahan tulisan bulan dan hari.
Baca Juga: Sejarah Nasi Goreng, Menu yang Jadi Saksi Perumusan Naskah Proklamasi Kemerdekaan RI
“Saya berani mengubah ejaan itu adalah karena saya dulu pernah sekolah guru, jadi kalau soal ejaan bahasa Indonesia, saya merasa lebih mengetahui daripada Bung Karno,” kata Sayuti Melik.
Setelah proklamasi kemerdekaan, lelaki kelahiran Kadisobo, Rejodani, Sleman, Yogyakarta pada 22 November 1908 itu, menghabiskan waktunya sebagai anggota MPRS dan DPR-GR serta menjadi Cendekiawan. Pada 1961, ia menerima Bintang Maha Putera Tingkat V.
Namun, meski dekat dengan Soekarno, tetapi dia juga berseberangan paham dengan Presiden pertama itu, terutama terkait gagasan Nasakom dan presiden seumur hidup buat Soekarno.
Memasuki era Orde Baru, Sayuti menjadi orang kantoran, bahkan menerima tawaran main film.
Dikutip dari majalah Intisari 5 Maret 1976, berkecimpungnya Sayuti ke dunia film terjadi secara tidak sengaja.
Mulanya, ketika sedang duduk di kantornya di kawasan Tanah Abang, Jakarta Pusat, dia melihat di balik jendela ada sekelompok orang dengan lampu sorot ke satu arah. Terlihat dari sebuah papan syuting film "Setan Jalanan". Sang sutradara yang tahu Sayuti sedang memperhatikan, tanpa pikir panjang mengajak bermain.
Penulis : Iman Firdaus Editor : Vyara-Lestari
Sumber : Kompas TV