Tradisi Unik Malam 1 Suro di Masyarakat Jawa, Salah Satunya Tapa Bisu
Budaya | 29 Juli 2022, 16:56 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Tahun ini, malam 1 Suro atau 1 Muharam 1444 Hijriah jatuh pada 30 Juli 2022. Masyarakat Jawa menyebut Tahun Baru Islam atau 1 Muharram dengan istilah 1 Suro.
Melansir Kompas.com, Jumat (21/8/2021), akulturasi dengan budaya daerah menciptakan tradisi unik di sejumlah daerah untuk merayakan pergantian tahun tersebut.
Masyarakat di sejumlah daerah di Jawa menggelar berbagai tradisi dalam memperingati malam satu Suro.
Berikut lima tradisi peringatan 1 Suro yang dilakukan masyarakat Jawa:
1. Pawai obor
Pawai obor merupakan salah satu tradisi satu suro yang diikuti oleh masyarakat dari berbagai kalangan usia. Mulai dari anak-anak hinga sesepuh di tempat tradisi itu berlangsung.
Dalam ritual ini, orang-orang akan berjalan mengelilingi lingkungan tempat mereka tinggal sambil membawa obor.
Biasanya, pawai obor dilakukan usai salat Isya. Masyarakat yang berpartisipasi ini akan berkumpul di lapangan sebelum memulai pawai.
Ramainya tradisi ini biasanya akan menarik perhatian warga untuk menonton dari pinggir jalan.
2. Sedekah laut
Warga di sekitar Pantai Baron dan Pantai Kukup, Kecamatan Tanjungsari, Kabupaten Gunungkidul, Yogyakarta kerap melakukan tradisi sedekah laut saat Bulan Suro tiba.
Tradisi akan dimulai dengan kenduri dan diikuti warga yang mencari rezeki di sekitar pantai, dilansir Kompas.com, Senin (10/9/2018).
Usai kegiatan tersebut, makanan dan gunungan yang berisi hasil bumi akan dibawa warga yang menggunakan pakaian tradisional untuk dilarung di lautan.
Setibanya di tepi pantai, sesepuh atau orang yang dituakan oleh warga setempat akan membuka ritual sedekah laut dengan doa.
Baca Juga: Tahun Baru Islam 2022 Jatuh pada Tanggal Berapa? Ini Penjelasan Kemenag
3. Jamasan pusaka
Tradisi jamasan pusaka, atau mencuci benda pusaka, merupakan salah satu kegiatan yang identik dilakukan pada bulan Suro.
Ritual satu suro ini masih dilakukan pihak keraton, seperti Keraton Yogyakarta, Keraton Surakarta, dan Pura Mangkunegaran.
Ritual ini dikatakan memiliki makna tersendiri, yakni agar seseorang dapat membersihkan dirinya dalam menyambut masa yang akan datang.
Maksud dan tujuan dari jamasan pusaka yakni untuk mendapat keselamatan, perlindungan, dan ketentraman.
Upacara jamasan pusaka umumnya dilakukan secara bertahap dan dimulai dengan pengambilan pusaka dari tempat penyimpanannya, tirakatan atau semedi, arak-arakan, dan tahap pemandian.
4. Kirab suro
Kirab suro biasa digelar di Keraton Kasunanan Surakarta. Saat tradisi ini dilakukan, kerbau bule dan benda pusaka lain milik keraton akan dikeluarkan.
Biasanya, prosesi kirab akan dimulai menjelang tengah malam sekitar pukul 23.00 WIB.
Selama Kirab Suro berlangsung, ratusan orang akan berkumpul untuk menunggu kerbau milik keraton melintas. Lalu, mereka akan berebut sesaji.
Baca Juga: 25 Link Twibbon dan Ucapan Selamat Tahun Baru Islam 2022 untuk Peringati 1 Muharram
5. Tapa bisu
Abdi Dalem Pariwisata dan Museum Pura Mangkunegaran Joko Pramudya mengatakan, salah satu ritual yang ada dalam perayaan satu suro adalah tapa bisu.
Dia menuturkan, hal tersebut dilakukan seluruh peserta Kirab Pusakadalem Pura Mangkunegaran saat malam 1 suro.
Penulis : Dian Septina Editor : Gading-Persada
Sumber : Kompas TV, Kompas.com