Kemenag Harap MUI Jadi Pengawal Keberagaman Umat, Ini Alasannya
Agama | 26 Juli 2022, 16:03 WIB"Eksistensi MUI di seluruh Tanah Air dengan tugas dan peran kelembagaan yang dijalankannya dari satu periode ke periode berikutnya telah menjadi sulaman indah sejarah kontemporer umat Islam Indonesia," katanya.
Ia mengemukakan bangsa Indonesia di era post-kolonial mewarisi tiga tantangan, meliputi kemiskinan, perpecahan, dan kebodohan.
Fuad menilai tiga tantangan tersebut terus diselesaikan selama tujuh dekade terakhir meski belum dihilangkan secara total.
"Peran dan kontribusi ormas keagamaan khususnya dalam hal ini ormas-ormas Islam, termasuk MUI, sangat diperhitungkan sebagai mitra pemerintah dalam membangun Indonesia yang lebih baik pada setiap masa selama agama tetap mengakar dalam jiwa bangsa," kata Fuad Nasar.
Baca Juga: Jejak dan Pengaruh Buya Hamka: Ulama dan Ahli Tafsir yang Sastrawan
Sebagai informasi, MUI berdiri pada Sabtu, 26 Juli 1975 bertepatan dengan 7 Rajab 1395 Hijriah.
Saat itu, sebanyak 26 ulama dan cendekiawan Muslim dari 26 provinsi berkumpul di Jakarta membicarakan wadah musyawarah yang menaungi umat Islam Indonesia.
Buya Hamka terpilih sebagai Ketua MUI pertama. Ahli Tafsir Al-Azhar asal Sungai Batang, Agam, Sumatera Barat ini memimpin MUI selama enam tahun hingga wafatnya.
Pada Milad ke-47, MUI mengusung tema "Merajut Kesatuan dan Kekuatan Umat dalam Kebhinekaan" dan acara puncak digelar hari ini, Selasa malam (26/7/2022) di Hotel Sultan, Jakarta Selatan, dan rencananya dihadiri oleh Wapres RI Ma'ruf Amin.
Penulis : Dedik Priyanto Editor : Purwanto
Sumber : Kompas TV/Antara