Sejarah Dukuh Atas, Dulunya Perkampungan Sekarang Jadi Ajang Citayam Fashion Week
Sosial | 20 Juli 2022, 13:19 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Kawasan Dukuh Atas menjadi lebih sering dikunjungi masyarakat, terutama para remaja.
Sejarah Dukuh Atas memang tidak terlepas tempat berkumpul lantaran lokasinya yang strategis.
Bukan hanya sebagai daerah integrasi lima moda transportasi di Jakarta, kawasan yang dulunya sebuah perkampungan ini kini menjadi tempat kumpul para remaja asal luar Jakarta.
Baca Juga: Terkuak Sosok Pencetus Runaway Citayam Fashion Week, Sebut Dukuh Atas Bak Time Square
Para remaja yang berasal dari Citayam, Bogor dan Depok bahkan menggelar ajang tampil busana yang dikenakan.
Para remaja yang dikenal dengan julukan Sudirman Citayam Bogor Depok (SCBD) itu menyebutnya sebagai Citayam Fashion Show.
Fenomena tersebut kini menjadi "Citayam Fashion Week" yang belakangan semakin menarik perhatian dan diperbincangkan di media sosial.
Istilah "Citayam Fashion Week" menjadi kian populer setelah sejumlah remaja dari sekitaran Jakarta mengenakan pakaian unik dan nongkrong di seputaran Dukuh Atas, Jakarta Pusat.
Baca Juga: Pemprov DKI Jawab Permintaan Fasilitasi ‘Citayam Fashion Week’ di Dukuh Atas
Mengutip Ensiklopedia Jakarta Dinas Pariwisata dan Kebudayaan DKI Jakarta, di era tahun 1960-an, daerah yang berada di sudut barat Kecamatan Menteng, Jakarta Pusat ini sudah menjadi kawasan kehidupan malam kelas menengah ke atas.
Sejumlah bar dan kelab malam berjajar di kawasan ini. Seiring berjalannya waktu, kawasan tersebut berubah menjadi perkantoran.
Asal usul nama Dukuh Atas diperkirakan berasal dari perkebunan buah duku yang pernah tumbuh di daerah tersebut pada masa lalu.
Baca Juga: Gaya Paula Verhoeven Gandeng Bonge di 'Citayam Fashion Week' Jadi Perbincangan Warganet
Kata "Dukuh" itu berasal dari "duku", yaitu nama umum untuk sejenis buah-buahan anggota suku meliacea.
Buku karya Zaenuddin HM berjudul "212 Asal-Usul Djakarta Tempo Doeloe," setebal 377 halaman, yang diterbitkan Ufuk Press, Oktober 2012 juga menjelaskan nama "Dukuh" berasal dari perkebunan buah duku yang pernah tumbuh di daerah tersebut pada masa lalu.
Berorientasi transit
Daerah Dukuh Atas menjadi lokasi transit lima moda trasportasi Jakarta. Pada Maret 2019, Pemprov DKI Jakarta menutup akses kendaraan dari jalan Tanjung Karang menuju jalan Kendal.
Akses kendaraan yang melintas terowongan Kendal kini menjadi jalur pedestrian dari stasiun Sudirman yang dulunya bernama Stasiun Dukuh Atas ke Jalan Jenderal Sudirman.
Baca Juga: Begini Penampakan Temuan Rel Trem Zaman Belanda Pada Proyek MRT Jakarta Fase 2
Kemudian akses menuju stasiun MRT Jakarta, halte Transjakarta, kereta bandara, kereta commuterline, dan LRT Jabodebek.
Akses transit antar moda transportasi tersebut didukung dengan adanya jembatan penyeberangan multiguna atau disebut Serambi Temu Dukuh Atas.
Jembatan sepanjang 265 meter itu menghubungkan Stasiun LRT Jabodebek di sisi selatan Waduk Setiabudi Barat dan Stasiun KCI Sudirman.
Jembatan ini akan melintasi kali Banjir Kanal Barat. Fiturnya terdiri dari akses sepeda, elevator, tangga, lift, hingga gerai komersial.
Baca Juga: Puji 'Citayam Fashion Show' di Dukuh Atas, Wagub DKI: Outfit Mereka Keren, Produk Lokal Lagi
Selain Serambi Temu Dukuh Atas, area Transit Oriented Development (TOD) pertama di Jakarta ini juga akan dilengkapi dengan bangunan transport hub atau Simpang Temu Dukuh Atas.
Penulis : Johannes Mangihot Editor : Desy-Afrianti
Sumber : Kompas TV