Mengenal Istilah Melanesia dari Sejarah Hingga Organisasi Sub-regionalnya
Sosial | 5 Juli 2022, 16:57 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Istilah "Melanesia" mulanya ditulis oleh penjelajah Prancis, Jules Dumont d'Urville, pada tahun 1832 untuk menyebut populasi manusia yang tinggal di ujung barat Lautan Pasifik.
Secara lateral, kata ini berasal dari bahasa Yunani, Melano-nesos, 'nusa-hitam' atau 'kepulauan hitam', sehingga kerap dianggap sebagai sebuah klasifikasi yang rasial.
Melansir dari Kompas.com, Melanesia awalnya lebih mengacu pada zona geografis, tapi belakangan kerap dipakai menyebut populasi.
Keberadaan Melanesia di Indonesia ada di kawasan timur, di antaranya Nusa Tenggara Timur (NTT), Maluku, dan Papua.
Orang Melanesia memiliki ciri fisik yang khas, seperti kulit berwarna gelap, rambut keriting dan gelap, bibir relatif tebal, postur tubuh yang tegap, hidung lebar, dan tingginya sekitar 160 cm hingga 170 cm.
Kebudayaan Melanesia juga khas, di antaranya ada tenun ikat, arsitektur, dan seni ukir.
Baca Juga: Ciptakan Strategi Keamanan Wilayah Melalui The 4th Melanesian Spearhead Group Regional Security
Organisasi Sub-regional Melanesia
Negara-negara yang memiliki latar belakang budaya Melanesia membentuk organisasi Melanesian Spearhead Group (MSG) pada tahun 1988.
Mengutip laman Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia, MSG hadir untuk mempromosikan dan memperkuat hubungan perdagangan antaranggota, pertukaran budaya Melanesia, tradisi dan nilai, persamaan kedaulatan, serta kerja sama teknik.
Semua itu bertujuan untuk mencapai pertumbuhan ekonomi, pembangunan berkelanjutan, good governance, dan keamanan.
Penulis : Nadia Intan Fajarlie Editor : Edy-A.-Putra
Sumber : Kompas TV, Kompas.com