Perjalanan Karier Mendiang Tjahjo Kumolo: Besar di Jawa Tengah, dari Legislator ke Eksekutor
Sosok | 1 Juli 2022, 20:05 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV – Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Men-PAN RB) Tjahjo Kumolo meninggal dunia pada Jumat (1/7/2022) pukul 11.10 WIB setelah menjalani perawatan intensif di RS Abdi Waluyo, Menteng, Jakarta, sejak Juni 2022.
Lalu siapakah sosok Tjahjo Kumolo? Berikut perjalanan kariernya dari politikus hingga duduk di Kementerian, dilansir dari Kompas.id.
Sosok Tjahjo Kumolo
Tjahjo Kumolo lahir pada 1 Desember 1957. Ia tumbuh dari keluarga pejuang. Sang ayah yang bernama Bambang Soebandiono adalah seorang veteran pejuang kemerdekaan berpangkat Letnan Satu.
Sementara sang ibu yang bernama Toeti Slemoon aktif di organisasi Presidium Persatuan Wanita Republik Indonesia (Perwari) dan pernah menjadi ketua umum organisasi tersebut.
Kedua orang tuanya pernah duduk sebagai anggota DPR pada masa Orde Baru.
Meski lahir di Surakarta, Tjahjo muda menamatkan pendidikan dasar sampai perguruan tinggi di Kota Semarang, Jawa Tengah.
Adapun pendidikan tingginya ditempuh di Fakultas Hukum Universitas Diponegoro dan meraih gelar Sarjana Hukum pada tahun 1985.
Setelah menyandang gelar sarjana hukum, Tjahjo pun semakin aktif di Golkar dan menjadi pengurus di sejumlah organisasi kepemudaan di Jawa Tengah seperti KNPI, MKGR, AMPI, dan Pemuda Panca Marga.
Baca Juga: Jenazah Tjahjo Kumolo Tiba di TMP Kalibata, Pemakaman Dilakukan Secara Militer
Mulai dari KNPI
Pencapaian karier Tjahjo Kumolo memang tak bisa lepas dari aktivitasnya di sejumlah organisasi sejak muda.
Dalam kepengurusan KNPI, Tjahjo mengawalinya sebagai Ketua Biro Organisasi Dati I Jawa Tengah pada tahun 1983–1985.
Tjahjo pun dilantik menjadi Ketua DPD Dati I Jawa Tengah untuk periode 1985–1988 pada tahun yang sama dengan kelulusannya dari bangku kuliah.
Dua tahun kemudian, Tjahjo Kumolo dipercaya sebagai Sekretaris Jenderal KNPI Jateng (1987–1990).
Kiprah cemerlang tersebut menariknya ke tingkat nasional dan tak tanggung-tanggung memegang posisi sebagai Ketua Umum DPP KNPI periode 1990–1993.
Sementara itu, di Gema MKGR Jawa Tengah, Tjahjo Kumolo menjadi anggota dari tahun 1984–1994. Dalam kepengurusan DPD AMPI Jawa Tengah dia sempat menjabat sebagai Wakil Ketua pada tahun 1985–1988.
Selain organisasi-organisasi di bawah Golkar tersebut, Tjahjo juga sempat menjadi Ketua PP Pemuda Panca Marga atau PPM (1989–1993) dan Dewan Pertimbangan di organisasi itu (1993–1997).
Tjahjo juga menjadi anggota Dewan Pertimbangan PP Forum Komunikasi Putra-Putri Purnawirawan TNI/Polri Indonesia yang disingkat FKPPI (1990–1997).
Baca Juga: Tjahjo Kumolo Meninggal, Wapres: Beliau Selalu Memberi Buku untuk Laporannya, Rajin Sekali
Masuk Golkar dan jadi Anggota DPR Termuda
Kepemimpinannya yang teruji di sejumlah organisasi kepemudaan, khususnya yang ada di bawah Golongan Karya (Golkar) membuka pintu masuk menjadi anggota partai berlambang pohon beringin tersebut.
Pemilu 1987 mengantarkan Tjahjo yang saat itu masih berusia 30 tahun duduk menjadi anggota DPR RI dari Fraksi Golkar dan tercatat sebagai salah satu anggota DPR termuda. Sejak itu, tanggung jawab sebagai wakil rakyat diembannya selama 27 atau tahun dalam enam periode masa jabatan.
Separuh masa jabatan sebagai anggota DPR memakai kendaraan Golkar, yakni pada Pemilu 1987 dan Pemilu 1992. Sedangkan separuh jabatan DPR berikutnya melalui PDI Perjuangan, yakni pada Pemilu 1999, 2004, 2009, dan 2014.
Selama mewakili Golkar, beberapa tugas pernah dipercayakan padanya, antara lain, Anggota Pansus RUU Hankam dan RUU Keprajuritan, Anggota Komisi III (1987–1992), Anggota BKSAP Komisi II (1992), Anggota Pansus RUU Dati II (1994), Anggota Pansus Cukai Pabean (1995), dan Anggota Pansus Psikotropika Narkotika (1997)
Tak hanya di DPR, di internal Golkar, Tjahjo juga memegang sejumlah jabatan. Sebut saja posisi sebagai Penghubung DPD II Golkar Semarang-Pati (1992–1993). Setahun kemudian menjadi Ketua Lembaga Pelayanan dan Penyuluhan Hukum Golkar Pusat. Tjahjo masuk di jajaran pengurus DPP Golkar pada tahun 1998.
Sekitar 12 tahun Tjahjo Kumolo belajar di partai penguasa selama pemerintahan Orde Baru ini dan mengundurkan diri dari partai tersebut pada Juli 1998.
Pindah PDIP
Gelombang perubahan arah politik bangsa Indonesia yang ditandai dengan gerakan reformasi pada tahun 1998 mendorong Tjahjo Kumolo berpindah kapal politik. Tjahjo pun resmi masuk sebagai anggota PDIP yang dinahkodai Megawati Soekarnoputri pada November 1998.
Di partai inilah Tjahjo Kumolo yang sudah matang sebagai politisi makin menunjukkan kualitasnya. Bahkan, dia menjadi salah satu orang kepercayaan Megawati.
Tiga periode masa jabatan sebagai anggota DPR RI, Tjahjo Kumolo dipercaya masuk di jajaran pimpinan Fraksi.
Periode 1999–2004 secara berurutan dia memegang jabatan wakil sekretaris fraksi, wakil ketua fraksi, dan sekretaris fraksi.
Tanggung jawab yang makin besar dititipkan partai ke pundak Tjahjo Kumolo untuk menjadi Ketua Fraksi selama periode 2004–2009 dan 2009–2014.
Selain perjuangan dari dalam pemerintahan, khususnya lembaga legislatif, kepemimpinan dan kepiawaiannya dalam memainkan strategi politik memposisikan Tjahjo Kumolo sebagai “king maker”.
Di internal organisasi PDIP, Tjahjo yang sempat ditugasi menjadi Direktur SDM Litbang DPP PDIP selama kurun waktu 1999–2002 ini selalu diperhitungkan ketika ada pertarungan politik. Sejak tahun 2005 hingga 2010, Tjahjo ditunjuk sebagai Ketua Bidang Politik dan Pemenangan Pemilu DPP PDIP.
Selain itu, partai juga meminta Tjahjo menjadi Ketua Badan Pemenangan Pemilu DPP PDIP (2005–2009).
Tugas selanjutnya yang diberikan kepada Tjahjo Kumolo adalah posisi Ketua Tim Sukses Pasangan Presiden Joko Widodo dan Jusuf Kalla pada Pemilu 2014.
Proses pemilu yang penuh konflik dengan strategi politik yang dimainkan dengan keras ternyata bisa dimenangkan pasangan Jokowi-JK. Tjahjo ada di belakang layarnya.
Posisi penting lain yang dijabatnya di periode tersebut yaitu saat ditunjuk Megawati untuk menjadi Sekretaris Jenderal PDIP (2010–2015).
Baca Juga: Menpan-RB Tjahjo Kumolo Meninggal Dunia karena Infeksi Paru-Paru, Kenali Gejala dan Penyebabnya
Masuk lembaga eksekutif
Tempat pengabdiannya berpindah ke lembaga eksekutif sejak ditarik masuk ke Kabinet Kerja oleh Presiden Jokowi pada tahun 2014.
Sebagai Menteri Dalam Negeri (Mendagri) tahun 2014–2019, Tjahjo Kumolo dipercaya untuk memimpin pembenahan di tubuh birokrasi.
Tugas ini kemudian dilanjutkan di posisinya sebagai Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PAN RB) dalam Kabinet Indonesia Maju untuk masa jabatan 2019–2024.
Jabatan sebagai Menteri PAN-RB menempatkan Tjahjo Kumolo sebagai masinis lokomotif reformasi birokrasi.
Mengutip dari situs resmi Kementerian PAN-RB, reformasi birokrasi termasuk satu dari lima Prioritas Kerja Presiden 2019–2024.
Tantangan yang harus dijawab Tjahjo Kumolo dan jajarannya, antara lain, kecepatan layanan publik dan perubahan budaya lama birokrat.
Dari yang berpola pikir linear, monoton, dan terjebak zona nyaman menjadi adaptif, produktif, inovatif, dan kompetitif.
Selamat jalan Tjahjo Kumolo...
Penulis : Fransisca Natalia Editor : Gading-Persada
Sumber : Kompas TV, Kompas.id