Misi Jokowi ke Rusia dan Ukraina Disebut Anggota DPR sebagai Diplomasi Wong Ndeso, Ini Alasannya
Politik | 24 Juni 2022, 21:26 WIBJAKARTA, KOMPAS. TV – Presiden Joko Widodo pekan depan berencana melakukan misi yang terbilang berani, yaitu mengunjungi Ukraina, dan setelah itu melanjutkan perjalanan ke Rusia. Padahal, seperti diketahui, kedua negara tersebut sedang berperang.
Anggota Komisi 1 DPR dari Fraksi Partai Nasdem Muhammad Farhan menyebut misi berani Joko Widodo tersebut sebagai “Diplomasi Wong Ndeso”.
Dengan menemui pemimpin dua negara yang tengah berkonflik, Jokowi seolah menunjukkan keberanian dirinya, sehingga pemimpin Rusia dan Ukraina juga harus berani datang ke Indonesia untuk menghadiri KTT G20.
“Bahasa saya ini pujian. Istilahnya sederhana banget. Seorang preman desa mengatakan, 'Sudahlah, kalau kalian gak berani ke sini (Indonesia), saya yang datang ke kalian',” demikian penilaian M Farhan yang disampaikan kepada Kompas TV di program Kompas Petang, Jumat (24/6/2022).
Baca Juga: Komisi I DPR Apresiasi Langkah Jokowi Temui Presiden Rusia & Ukraina untuk "Misi Damai"
Farhan mengatakan, Presiden Jokowi menunjukkan kepada para pemimpin dunia sebuah keberanian.
Farhan menyebut, sebelumnya memang ada tekanan dari Amerika Serikat (AS) agar tidak mengundang Presiden Rusia Vladimir Putin ke pertemuan G20. Setelah itu, lanjut Farhan, AS juga mendesak agar Indonesia sebagai Presidensi G20 juga mengundang pemimpin Ukraina Volodymyr Zelensky.
“Kemudian wong ndeso (orang desa, red) seperti Jokowi menelepon Putin dan Zelensky untuk ke Indonesia,” ujarnya.
Baca Juga: Jokowi Lakukan Misi Damai di Ukraina & Rusia, 39 Anggota Paspampres Pastikan Kawal Keamanan Presiden
Tetapi baik Rusia dan Ukraina, melalui pernyataan duta besar masing-masing mengkhawatirkan keselamatan pemimpin mereka. Artinya, Putin dan Zelensky belum tentu datang karena masalah keamanan.
Namun, kunjungan Jokowi ke Ukraina, kemudian ke Rusia pekan depan, seolah ingin menunjukkan keberanian agar kedua pemimpin negara tersebut juga tidak ragu datang ke Indonesia.
Presiden Jokowi dijadwalkan bakal mengunjungi Kiev, Ukraina untuk bertemu Zelensky pada akhir Juni 2022.
Komandan Pasukan Pengamanan Presiden atau Danpaspampres Mayjen TNI Tri Budi Utomo mengatakan, Presiden Jokowi akan menggunakan pelindung kepala atau helm dan rompi antipeluru selama berada di Kiev.
Para delegasi yang mendampingi Presiden Jokowi pun akan mengenakan helm dan rompi antipeluru.
Baca Juga: Jokowi bakal Temui Zelensky di Ukraina, Pengamat Militer Sarankan Tak Bertemu di Kiev, Ini Alasannya
Tri mengatakan, Paspampres sudah menyiapkan segala sesuatunya untuk melakukan pengawalan terhadap Presiden Jokowi di Ukraina.
Para pasukan elite yang akan mengawal presiden akan dilengkapi dengan helm dan rompi antipeluru, serta senjata laras panjang.
"Kami sudah menyiapkan helm, rompi untuk kegiatan di sana. Kami sudah siapkan semuanya," kata Tri saat dihubungi wartawan di Jakarta, Kamis (23/6).
"Untuk senjata, yang biasanya kami tidak menggunakan senjata laras panjang, dari pihak Ukraina sudah memberi kami keleluasaan untuk membawa laras panjang."
Menurut Tri, jumlah senjata laras panjang yang akan dibawa, disesuaikan dengan jumlah personel Paspampres yang mendampingi Presiden Jokowi di lokasi.
Penulis : Vidi Batlolone Editor : Vyara-Lestari
Sumber : Kompas TV