> >

Muhammadiyah Dorong Pemerintah Sigap atasi PMK: Bagi Peternak Kecil, Satu Ekor Sapi Berharga

Agama | 23 Juni 2022, 14:02 WIB
Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir. Muhammmadiyah pun (Sumber: Situs Resmi Muhammadiyah.or.id)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Haedar Nashir mendorong pemerintah untuk sigap dalam penanganan wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) jelang Iduladha 1443 Hijriah.

Haedar juga menyebut, pemerintah harus lebih sigap dan cepat terhadap penyebaran virus ini karena efeknya besar bagi masyarakat kecil.

 “Kami percaya pemerintah dapat mengatasi PMK, syukur bisa menekan sedemikian rupa di hari-hari yang kini mendekati ibadah kurban,” ucap Haedar di Kantor PP Muhammadiyah, Yogyakarta, dikutip dari situs resmi Muhammadiyah Kamis (22/6/2022)

Haedar menyebut, upaya cepat yang dilakukan oleh pemerintah dan menekan penyebaran kasus PMK diharapkan akan memberikan dampak positif kepada peternak.

Lebih-lebih, lanjut Haedar, peternak kecil yang memang sedang mengalami kesulitan sebagai buntut panjang dampak pandemi covid-19.

Baca Juga: Ketum PP Muhammadiyah Imbau Umat Islam Pilih Ternak Sehat untuk Kurban

Adanya kasus PMK dikhawatirkan akan membuat anjlok harga ternak, padahal mendekati Hari Raya Iduladha.

Peternak-peternak kecil, menurut Haedar,seharusnya gembira karena ternak mereka akan laku terjual dengan harga yang pantas, tapi akibat PMK harga ternak merosot.

“lebih-lebih bagi petani – peternak kecil ya, satu ekor sapi, satu ekor kambing itu sangat berharga. Sehingga kalau mereka bisa tercegah, tidak terjangkiti PMK tentu sangat bersyukur buat mereka. Istilahnya itu rezekinya tidak terganggu,” tutur Haedar.

Haedar kembali menegaskan harapan kepada pemerintah supaya bisa bergerak cepat mencegah meluasnya kasus PMK pada hewan ternak menjelang Iduladha ini.

“Kami percaya pemerintah mengambil langkah yang sigap, cepat, dan akurat agar PMK tidak mewabah dan merugikan petani – peternak,” imbuhnya.

Angka pandemi melandai, kata Haedar, harus dimanfaatkan oleh pemerintah untuk menanggulangi dampak pandemi yang menghantam ekonomi masyarakat kecil.

Sektor informal dan warung-warung kecil harus dibangkitkan kembali oleh pemerintah, dan mendapat dukungan penuh.

Oleh karena itu pada kesempatan ini Haedar juga menghimbau kepada umat Islam yang memiliki kelebihan untuk membantu atau ber-ta’awun meringankan saudara-saudara yang mengalami kesulitan.

“Bagi saudara-saudara kita yang aghniya’-punya kelebihan harta, kami Muhammadiyah juga menggerakkan itu lewat LazisMu. Banyak juga yang titip lewat LazisMu untuk menyebar hewan kurban di tengah pandemi seperti ini,” ucapnya.

Untuk penyebaran PMK sendiri, dikutip dari situs Siagapmk Kementerian Pertanian, per hari ini Kamis (26/6/2022) Jawa Timur menjadi daerah tertinggi dengan 86.734 kasus.

Total, ada 231.715 kasus PMK tersebar di seluruh Indonesia.

Penulis : Dedik Priyanto Editor : Purwanto

Sumber : Kompas TV/Muhammadiyah


TERBARU