Saat Penyerahan Alutsista, Prabowo Ungkap Kelemahan di Industri Pertahanan: Salah Urus
Peristiwa | 15 Juni 2022, 21:52 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto mengungkapkan salah satu kelemahan di industri pertahanan di Indonesia.
Hal ini disampaikan saat penyerahan alutsista yang diproduksi PT Dirgantara Indonesia (PTDI), Rabu (15/6/2022). Prabowo pun mewanti-wanti untuk menjaga investasi rakyat tersebut.
“Marilah kita menjaga investasi rakyat marilah kita bersama-sama meraih teknologi. Saudara-saudara kelemahan-kelemahan di industri pertahanan setelah kita bedah adalah akibat salah urus atau mismanagement," kata Prabowo dalam keterangan tertulis yang diterima KOMPAS.TV, Rabu.
Baca Juga: Prabowo Subianto Tiba di Istana Negara Saat Isu "Reshuffle" Kabinet Berhembus, Ada Apa Ini?!
Alutsista yang diserahkan adalah dua unit Helikopter Anti Kapal Selam (AKS) dan satu unit Pesawat CN235 MPA yang akan digunakan untuk patroli maritim.
Proses penyerahan diwakilkan kepada Kepala Staf TNI AL (KSAL) Laksamana TNI Yudo Margono di Hangar Aircraft Service PT Dirgantara Indonesia (PTDI), Bandung.
Prabowo menyampaikan terima kasih kepada PTDI yang telah bekerja keras memproduksi alutsista.
“Hari ini kita menyaksikan penyerahan satu CN235, khusus untuk patroli maritim dan dua helikopter untuk anti kapal selam,” tutur Prabowo.
“Jadi ini juga prestasi PTDI tapi kita juga berharap PTDI akan bekerja lebih baik lagi, memperbaiki kinerja, meningkatkan efisiensi,” lanjutnya.
Baca Juga: Di Tengah Wacana Reshuffle, Prabowo dan Menteri Lain Dipanggil Presiden Jokowi ke Istana
Dia juga menyampaikan pesan agar Direksi PTDI yang baru harus senantiasa loyal pada negara. Sebab, menurutnya PTDI memiliki tugas yang berat dan memiliki tuntutan untuk meningkatkan produksi.
Kendati demikian, dia optimistis bahwa perkembangan PTDI tidak akan banyak melalui kendala karena akan merintis kerja sama dengan sejumlah pihak di beberapa negara.
"Kita sangat optimistis melihat perkembangan PTDI, namun kita juga, tadi saya ingatkan bahwa kinerja manajemen PTDI harus bener-bener efisien,” pungkas pria yang pernah menjadi Danjen Kopassus itu.
Penulis : Fiqih Rahmawati Editor : Gading-Persada
Sumber : Kompas TV