> >

Waspadai Subvarian Baru Omicron, Satgas Covid-19: BA.4 dan BA.5 Lebih Cepat Menular

Kesehatan | 15 Juni 2022, 11:25 WIB
Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito menyebut subvarian Omicron BA.4 dan BA.5 memiliki kemampuan lebih cepat menular. (Sumber: Kompastv/Ant)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Juru Bicara Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito mengimbau masyarakat untuk mewaspadai ancaman subvarian Omicron BA.4 dan BA.5 yang sudah masuk di Indonesia.

Mengingat, kata dia, dua varian teranyar ini, memiliki kemampuan lebih cepat menular dibanding dengan subvarian Omicron sebelumnya, BA.1 dan BA.2.

"Transmisibilitas atau kemampuan transmisi dari varian ini memiliki kemampuan menyebar lebih cepat dengan tidak ada indikasi menyebabkan kesakitan lebih parah dibandingkan varian Omicron lainnya," kata Wiku dalam konferensi pers pada Selasa (14/6/2022). 

Wiku melanjutkan, secara epidemiologi, subvarian BA.4 telah terdeteksi di 61 negara melalui 7.524 sequence yang telah dilaporkan melalui Lembaga Global Initiative on Sharing All Influenza Data (GISAID).

"Sequence paling banyak teridentifikasi di Afrika Selatan, Amerika Serikat, Inggris, Denmark dan Israel," ujarnya.

Sementara subvarian BA.5 telah ditemukan di 65 negara dengan 10.442 sampel sequence yang telah dilaporkan. Sequence yang paling banyak, lanjut dia, ditemukan di Amerika Serikat, Portugal, Jerman, Inggris, dan Afrika Selatan.

Sementara untuk di Indonesia, hingga Selasa (14/6) sebanyak 8 kasus terlah teridentifikasi. Tercatat enam orang terinfeksi BA.5 dan dua orang lainnya terinfeksi Omicron baru BA.4.

Baca Juga: Simak, Ini Sederet Gejala Omicron BA.4 dan BA.5 yang Dialami Pasien di Indonesia

"Namun perlu diingat, simpulan ini masih bersifat sementara dan membutuhkan studi lanjutan. Dan menurut European Centre for Disease Prevention and Control, penularan varian ini dapat menurun jika seseorang telah divaksin, dibandingkan yang belum divaksin walaupun sudah terinfeksi sebelumnya," ujarnya. 

Seperti diketahui, subvarian Omicron BA.4 dan BA.5 ini menjadi salah satu penyebab terjadinya tren kenaikan kasus positif dan kasus aktif di Indonesia.

Adapun kasus mingguan meningkat dalam beberapa minggu terakhir. Dibandingkan akhir Mei lalu sebanyak 1.800 kasus, pada minggu lalu naik menjadi 3.600 kasus.

Kasus aktif juga meningkat. Jika akhir Mei lalu angkanya berkisar 2.900 kasus, maka per 13 Juni 2022 berkisar 4.900 kasus.

"Kondisi saat ini harus kita upayakan bersama-sama untuk menekan penularan semaksimal mungkin," kata Wiku. 

"Terlepas dari apapun penyebab kenaikan kasus saat ini yang penting untuk kita lakukan adalah gotong royong untuk kembali menekan kasus positif oleh seluruh lapisan masyarakat dan pemerintah nasional hingga daerah," ujarnya. 

Baca Juga: Wagub DKI Bicara Subvarian Omicron BA.4 dan BA.5

Penulis : Isnaya Helmi Editor : Desy-Afrianti

Sumber : Kompas TV


TERBARU