Kapuskes TNI Sebut Omicron BA.4 dan BA.5 Tidak Berbahaya: Tak Ada Gejala Berat, Tidak Perlu Takut
Update corona | 14 Juni 2022, 13:07 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Kepala Pusat Kesehatan TNI Mayjen TNI dr. Budiman menyebut virus corona atau COVID-19 varian terbaru yakni Omicron subvarian BA.4 dan BA.5 tidak berbahaya.
Menurut Budiman, varian BA.4 dan BA.5 tidak menimbulkan gejala yang berat. Karena itu, ia meminta masyarakat agar tidak perlu panik dan takut.
Baca Juga: Dishub DKI Sebut Ganjil Genap Berhasil Tingkatkan Kelancaran Lalu Lintas
"Kalau kami membaca, (varian) BA.4 dan BA.5 itu sendiri sebetulnya salah satu varian yang tidak signifikan, maksudnya tidak menimbulkan gejala yang berat. Jadi, kita tidak perlu takut," kata Budiman kepada wartawan di Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta, Selasa (14/6/2022).
Budiman mengatakan meskipun tidak menimbulkan gejala berat, Rumah Sakit Darurat COVID-19 (RSDC) Wisma Atlet Kemayoran tetap memastikan ketersediaan sarana dan prasarana untuk menanggapi situasi peningkatan kasus COVID-19.
Persiapan tersebut merupakan bentuk kesiagaan RSDC Wisma Atlet Kemayoran dalam merespons peningkatan kasus yang mungkin terjadi ke depannya.
Baca Juga: Antisipasi Lonjakan Kasus Covid-19 Akibat Varian Baru, 359 Nakes di Wisma Atlet Disiagakan
Menurut dia, sejumlah sarana dan prasarana dipastikan telah siap, antara lain alat-alat kesehatan, obat-obatan, oksigen, alat perlindungan diri atau APD, serta ketersediaan tempat tidur sebanyak 3.801 unit.
"Sarana-prasarana itu semua sudah tersedia. Pendukung yang lain, misalkan oksigen, itu ada banyak. Bahkan, oksigen hampir tidak diperlukan untuk varian ini," ujarnya.
Selain sarana dan prasarana, RSDC Wisma Atlet juga memastikan ketersediaan sumber daya manusia (SDM) untuk menjadi garda terdepan dalam penanganan COVID-19.
Baca Juga: Dorong Pengeboran Migas Lokal, Diharap Bisa Tingkatkan Daya Saing Migas Dalam Negeri
"SDM pun alhamdulillah selalu terdukung. Kami menghitung dengan analisis beban kerja. Misalnya, untuk 100 orang pasien itu diperlukan berapa spesialis, berapa perawat, dan lain-lain, itu ada hitungannya dari masing-masing profesi," ujarnya.
Oleh karena itu, terkait ketersediaan SDM, RSDC Wisma Atlet berkoordinasi dengan seluruh jajaran pentahelix, seperti pemerintah, akademisi, pihak swasta, masyarakat atau komunitas, serta media.
"Koordinasi yang sangat bagus di antara pentahelix. Jadi kami juga saling percaya dan saling mengontrol, akuntabel dan auditable, bahwa semua aset kami adalah titipan dari rakyat," kata Budiman.
Baca Juga: Kakanwil Kemenkumham Sumsel Hadiri Mobile Intelectual Property Clinic Secara Virtual
Penulis : Tito Dirhantoro Editor : Desy-Afrianti
Sumber : Kompas TV