Terkait Polemik Tiket Candi Borobudur, Politikus PDIP Sebut Luhut Anggap Remeh Kritikan DPR
Politik | 10 Juni 2022, 14:59 WIBPadahal, menurut Deddy, pengawasan dan edukasi mudah dilakukan, baik secara konvensional maupun dengan menggunakan peralatan CCTV dan multimedia.
“Jadi tidak boleh hanya menyalahkan pengunjung, manajemen juga harus berbenah”, kata anggota DPR RI dari Fraksi PDIP tersebut.
Lebih jauh, Deddy mengatakan bahwa yang menjadi persoalan adalah ketika Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi berencana menaikkan tiket naik ke Candi Borobudur dengan menggunakan dalih konservasi.
“Kalau masalahnya adalah konservasi maka yang harus dibatasi adalah jumlah pengunjungnya dan pengawasan terhadap pengunjung yang naik ke candi, bukan dengan menaikkan tiket sehingga terkesan hanya orang kaya yang boleh naik,” ujarnya.
Menurut Deddy, dirinya tidak keberatan bila jumlah orang yang boleh naik itu dibatasi. Tetapi bukan dengan dasar kemampuan keuangan pengunjung.
Deddy mengatakan, seharusnya volume orang yang dikurangi, menurunkan jumlah titik atau spot yang boleh diakses wisatawan, dan mengurangi frekuensi orang boleh naik ke Candi Borobudur.
“Jadi bukan menaikkan harga tiket secara tidak wajar. Kalau mau ditutup pun silakan kalau itu untuk kepentingan Candi Borobudur sebagai situs warisan untuk dunia. Atau hanya boleh digunakan untuk upacara keagamaan secara terbatas juga tidak masalah, kalau kondisinya memang sudah sangat mengkhawatirkan,” kata Deddy.
Baca Juga: Di Ruang DPR RI, Luhut Ungkap Alasan Harga Tiket Masuk Borobudur Bisa Sampai Rp750 Ribu
Sebelumnya, Luhut mengimbau kepada seluruh anggota DPR agar lebih bijak dalam melontarkan kritik. Bila hanya ingin mencari popularitas, ujarnya, lebih baik tak perlu mengkritik.
Hal itu ia katakan dalam rapat dengan Badan Anggaran DPR RI di Gedung DPR, Jakarta, Kamis kemarin.
"Jangan cari, mohon maaf Bapak Ibu, cari popularitas dengan nyerang saya, Pak, saya hanya pelaksana saja Pak," kata Luhut.
Ia menjelaskan, dirinya hanya seorang pembantu Presiden Joko Widodo (Jokowi) sehingga hanya melaksanakan tugas yang diinstruksikan oleh pimpinan.
"Saya enggak lakukan di luar anu, yang semau-mau saya, tidak. Semua yang saya kerjakan, basisnya data."
Penulis : Vidi Batlolone Editor : Edy-A.-Putra
Sumber : Kompas TV