> >

Kisah Unik Haji Lewat Jalur Alfatihah, Efek Barakah Kiai Tidak Perlu Nunggu 20 Tahun

Peristiwa | 8 Juni 2022, 12:41 WIB
Kisah Munawir Aziz yang haji lewat jalur khusus yang unik bernama jalur Alfatihah, Apa itu? (Sumber: Dok. Pribadi)

JAKARTA, KOMPAS.TV – Bagi Munawir Aziz (34 th) ia tidak menyangka ia bisa berangkat haji ke Tanah Suci dengan jalur yang unik, yakni jalur Alfatihah.

Munawir harusnya ia baru bisa naik haji tahun 2027 dan masuk daftar tunggu hingga 20 tahun. Tapi, pada 2019, tepat sebelum pandemi, ia sudah bisa berangkat ke tanah suci. Kok bisa, bagaimana cara haji jalur al-Fatihah itu? 

Kisah ini bermula dari kisah dari ibunda Munawir yang pernah berhaji ketika ia masih muda.

“Sekitar sepuluh tahun lalu, Emak kami berangkat haji. Dan Emak cerita gimana nikmatnya kalau haji umur masih muda, trengginas ke mana-mana. Dan saya langsung berdoa agar bisa berangkat haji usia muda, sebelum usia 40 tahun,” ungkapnya di laman facebook, KOMPAS TV sudah dapat izin mengutipnya pada Rabu (8/9/2022).

Ia pun cerita, sudah daftar haji lewat jalur normal dan ia harus menunggu selama 20 tahun.

“Alhamduillah, ada rezeki sedikit, dan ketika awal nikah daftar sesuai jalur resmi bersama istri: dapat daftar tunggu sekitar 20 tahun. Saya daftar dari Pati-Jateng, sesuai KTP dan prosedur formal. Ya udah, dijalani saja. Waktu itu list-nya waktu tunggunya sekitar tahun 2027,” ungkapnya.

Lantas, ia cerita soal amalan mempercepat haji dari mertuanya yang juga seorang kiai di Jawa Tengah.

“Nah, beruntung, saya kebetulan dapat ijazah dari mertua amalan mempercepat haji dari jalur Kajen, jalur Alfatihah ke Syaikh Mutamakkin dan beberapa amalan lain,” ceritanya.

Baca Juga: Cuaca Panas di Arab Saudi, Pemerintah Ingatkan Jemaah Calon Haji 2022: Minum Jangan Tunggu Haus!

Haji Jalur Alfatihah, Barakah dari Kiai

Menurut cerita Munawir Aziz, jalur Alfatihah ini ternyata jitu.

“Selang beberapa tahun, saya melancong ke Inggris, terdampar di Southampton. Dan pada tahun kedua, dapat kesempatan haji dari Inggris. Waktu itu maju mundur, apakah mungkin bisa berangkat berdua bareng istri?” ungkapnya.

Ia pun cerita, Allah memberikan jalan kemudahan baginya dan istri.

“Setelah melalui beberapa drama dan membereskan hal-hal teknis, kami berangkat berdua. Anak-anak kami pulangkan ke Indonesia, agar bisa diasuh oleh neneknya selama kami haji," ungkapnya. 

Ia pun daftar haji pada tahun 2019 lalu, tepat sebelum masa pandemi.

Penulis buku Bapak Tionghoa Nusantara (KPG) itu menyebut hal ini sebagai keberkahan yang luar biasa, keputusan yang tepat.

Jika tertunda, katanya, mungkin susah mengulang.

“Waktu itu, Syaikhuna Maimun Zubair wafat, saya menyaksikan sendiri langit Makkah yang muram melepas sosok Begawan. Beruntung bisa takziyah sampai pemakaman terakhir Syaikh Maimun," ungkapnya. 

Maimun Zubair sendiri adalah ulama kharismatik NU yang wafat pada 6 Agustus di Makkah dan dimakamkan di sana. 

Hal Tak Terduga 

Terkait hal teknis, ia mengisahkan daftar melalui satu agen haji di Inggris yang dikelola orang-orang Turki, yang berpusat di Jerman.

Agen ini menurutnya sangat bagus pelayanannya, dan dengan harga relatif murah.

“Waktu itu, butuh biaya £4000 per orang. Jadi, butuh £8000 untuk kami berdua, dan £2000 untuk biaya memulangkan anak sebentar ke Indonesia. Total: £10.000 atau sekitar 200 juta rupiah,” ungkapnya.

Tapi, ia masih bingung. Meskipun murah, itu cukup menguras duitnya dan bikin ia bingung. Tahu bagaimana caranya membayar. 

“Alhamdulillah, semua proses lancar. Kami menikmati betul dan merasakan kemudahan bisa berhaji dalam waktu usia muda. Bisa sat-set ke mana-mana untuk menikmati haji," imbuhnya. 

Ia menyebut, tanpa dinyana, ia dapat kerjaan usai pulang haji. Nyaris tak terduga dan bisa menggantikan uangnya yang dipakai haji. 

“Alhamdulillah lagi, tepat seminggu setelah pulang haji, langsung dapat summer job dengan gaji mewah. 2 bulan kemudian angka kebutuhan untuk haji beres, sudah tergantikan. Ini keberkahan dan kenikmatan bagi kami,” ungkapnya.

Tentu, kata dia, pengalaman haji tiap orang berbeda, jalurnya beda-beda.

"Tapi apapun itu, Insya Allah jalurnya sudah ada. Sesuai rezeki masing-masing," jelasnya. 

"Dan saya bersyukur, bisa berhaji via jalur Fatihah, tersambung sanadnya ke kiai-kiai Kajen, ke Syaikh Mutamakkin. Juga, mari berkirim fatihah dan bershalawat kepada Kanjeng Nabi Muhammad, agar segera dipanggil sowan beliau," sambungnya. 

Ketika ditanya soal amalan percerpat haji itu, Munawir Aziz yang juga aktif sebagai sekretaris PCINU Inggris Raya itu hanya terkekeh.

“Saya tidak berani menjelaskan detail kepada publik di sini, jika ada yang penasaran, silakan bisa tanya ke mertua saya,” tutupnya.

Itulah kisah unik haji Alfatihah dengan amalan 'rahasia' untuk mempercapat amalan haji. 

Penulis : Dedik Priyanto Editor : Iman-Firdaus

Sumber : Kompas TV


TERBARU