Yayasan Dana Kemanusiaan Kompas Ikut Rekonstruksi Pembangunan bagi Korban Bencana di NTT
Sosial | 5 Juni 2022, 06:20 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV – Yayasan Dana Kemanusiaan Kompas (YDKK) bekerja sama dengan CV Surabaya Satu dalam pembangunan hunian, pusat kegiatan warga, dan sarana prasarana bagi korban bencana di Nusa Tenggara Timur (NTT).
Kerja sama ini diawali dengan penandatanganan SPK kontrak antara kedua belah pihak dan berkoordinasi dengan Kemensos khususnya dalam rekonstruksi bangunan hunian penduduk pada 3 Juni 2022 di Gedung Kemensos, Jakarta Pusat.
Penandatanganan SPK kontrak pembangunan hunian, pusat kegiatan warga, dan sarana prasarana bagi korban bencana di NTT dihadiri dan ditandatangani oleh perwakilan YDKK, Ketua Dewan Pengurus YDKK Antonius Tommy Trinugroho dan Komisaris CV Surabaya Satu Danny Triputra Setiamanah.
Hadir juga dalam penandatanganan SPK kontrak ini, Menteri Sosial Tri Rismaharini, Direktur Jenderal Pemberdayaan Sosial (Dirjen DAYASOS) Edi Suharto, Direktur Potensi dan Sumber Daya Sosial (Direktorat PSDS) Raden Rasman, Direktur Program YDKK Ninuk M Pambudy, dan Manager Eksekutif Yayasan DKK Anung Wendyartaka.
Baca Juga: Yayasan Dana Kemanusiaan Kompas Salurkan 1.000 Bantuan Kebutuhan Pokok Jelang Idulfitri
Yayasan Dana Kemanusiaan Kompas (YDKK) memiliki program pembangunan di Nusa Tenggara Timur (NTT) berupa 8 Bangunan Hunian (Rumah Panggung dan non Panggung) yang berlokasi di Kelurahan Babau, Kecamatan Kupang Timur, Kabupaten Kupang dan serta 1/6 Study Learning Center (Pusat Kegiatan Warga dan Sarana Prasarana) yang berlokasi di Desa Humusu Wini, Kecamatan Insana Utara, Kabupaten Timor Tengah Utara, Nusa Tenggara Timur.
Pembangunan ini dikarenakan dari dampak dari adanya Musibah Siklon Tropis Seroja di Nusa Tenggara Timur yang terjadi di tanggal 5-6 April 2022 mengakibatkan banyaknya bangunan hunian masyarakat yang rusak parah, dan diperlukan adanya rekonstruksi bangunan hunian penduduk.
"Keikursertaan YDKK dalam pembangunan kembali rumah warga di Kupang Timur dan Student Learning Center di Wini Timor Tengah Utara dengan beberapa lembaga filantropi lain merupakan wujud dari usaha gotong royong dari banyak elemen di masyarakat yang seharusnya terus digelorakan untuk menyelesaikan persoalan-persoalan di masyarakat, salah satunya dalam menanggulangi dampak bencana."
"Oleh karena itu ajakan dari Kementerian Sosial kepada YDKK untuk ikut serta bergotong royong membangun kembali rumah warga maupun fasilitas lain di NTT ini, kami sambut baik dan kami wujudkan,” ujar Manager Eksekutif Yayasan DKK Anung Wendyartaka.
Acara ini diawali dengan sambutan dan ucapan terima kasih atas ketersediaan kerja sama dari berbagai pihak disampaikan oleh Menteri Sosial Tri Rismaharini dalam acara penandatanganan SPK kontrak.
“Terima kasih kepada teman-teman dari Dana Kemanusiaan Kompas dan berbagai pihak yang telah membantu kami untuk merestorasi pasca gempa seroja."
Risma juga menjelaskan alasan memilih lokasi pembangunan yang pertama yaitu di daerah timur, tengah, dan utara, di antaranya karena belum adanya sentuhan dari pihak mana pun, wilayah ini menjadi pembatas langsung dari negara lain, dan wilayah perbatasannya adalah daratan rendah sedangkan negara tetangga adalah daratan tinggi, sehingga sungai wilayahnya dangkal jadi diperlukannya normalisasi sungai agar tidak mengancam rumah di wilayah perbatasan.
“Rumah dahulu terdampak badai Seroja, dan banyak rumah yang tidak layak tinggal kemudian kami membantu membangun sebanyak 20 unit. Kemudian pekerjaan masyarakat sekitar banyak yang tidak menentu jadi kita bantu alat tenun, benang, dan mesin jahit."
"Selain itu kami juga membantu membangun pusat kegiatan agar anak sekitar agar bisa belajar, dan fasilitas belajar anak untuk jarak jauh,” tambah Risma.
Baca Juga: YDKK Rehabilitasi Gedung SDN 04 Mekatta yang Terdampak Gempa Majene Magnitudo 6,2
YDKK berkomitmen membantu kegiatan pembangunan ini hingga selesai agar warga yang terdampak dari badai Seroja mendapatkan tempat tinggal yang layak dan dapat membangun prasarana dan sarana yang menunjang aktivitas warga.
Penulis : Hariyanto-Kurniawan
Sumber : Kompas TV