> >

Survei SMRC Ungkap Pemilih Jokowi Banyak yang Dukung Prabowo dalam Pilpres 2024

Politik | 5 Juni 2022, 05:05 WIB
Presiden Joko Widodo (Jokowi) menerima Menteri Pertahanan Prabowo Subianto beserta putranya, Didit Prabowo, di Istana Kepresidenan Gedung Agung Yogyakarta, Senin (2/5/2022). (Sumber: ANTARA/Luqman Hakim)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Ada tren peningkatan pemilih Joko Widodo (Jokowi) dalam Pilpres 2019 yang ingin mendukung Prabowo Subianto dalam Pilpres 2024. Hal ini terungkap dalam hasil survei yang dirilis Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC).

Menurut pendiri SMRC, Saiful Mujani, saat ini terjadi ‘perang’ antara Prabowo Subianto dan Ganjar Pranowo. Selama ini, Ganjar selalu unggul, diikuti dengan Prabowo, sedangkan Anies Baswedan cenderung statis.

“Antara Desember-Maret, Prabowo naik 4 persen dan Ganjar turun 4 persen," ujarnya, seperti yang dikutip dari Antara, Sabtu (4/6/2022).

Baca Juga: Dulu Jokowi, Kini Prabowo Undang Gibran Naik Kuda ke Hambalang

Prabowo dan Ganjar memang kerap berada di posisi teratas dalam berbagai jajak pendapat lembaga survei terkait Pilpres 2024. Namun akhir-akhir ini, SMRC mencatat pemilih Jokowi-Ma'ruf banyak yang memutuskan beralih mendukung Menhan Prabowo di Pilpres 2024.

Dalam survei-survei yang dilakukan SMRC selama setahun terakhir, masyarakat yang memilih Jokowi di Pilpres 2019, trennya cenderung memilih Ganjar, meskipun banyak juga yang bergeser ke Prabowo Subianto dan Anies Baswedan.

Pada medio Mei 2021 hingga Maret 2022 terdapat empat kali survei, Ganjar merebut suara paling banyak dari pemilih Jokowi.

“Pergerakannya dari 32,8 persen pada Mei 2021, sempat melonjak 40,6 persen pada Desember 2021, dan terakhir turun jadi 36,9 persen pada Maret 2022,” ucapnya.

Sementara, Prabowo meraih 24,6 persen pada Mei 2021, turun 22,4 pada Desember 2021, dan naik lagi menjadi 26,3 persen pada Maret 2022. Dan, Anies Baswedan sendiri meraih 23,8 pada Mei 2021, dan 20,8 persen pada Maret 2022.

Saiful Mujani menilai peta dukungan pemilih Jokowi-Maruf Amin pada Pilpres 2019 penting bagi siapa pun yang akan berkompetisi pada Pemilu 2024. Perilaku pemilih Jokowi-Ma'ruf tidak bisa hanya didasarkan keputusan partai.

“Aspek-aspek dari partai politik lain, kata dia, juga perlu dihitung mengingat jumlah suara PDI Perjuangan hanya sekitar 20 persen, sementara Jokowi-Ma'ruf memperoleh 55 persen suara pada Pemilu 2019,” tuturnya.

Ia menganalisis, pemilih Jokowi yang cenderung memilih Ganjar adalah hal yang wajar. Keduanya memiliki basis yang sama dan kuat di Jawa Tengah (Jateng). Prabowo yang mendapatkan limpahan suara lebih banyak dari Anies juga dianggap wajar karena hubungan kedua tokoh dengan Jokowi.

Baca Juga: Surya Paloh & Prabowo Bertemu 5 Jam, Juru Bicara Klaim Pembahasan Seputar Isu Kebangsaan

Ia tidak menampik Anies pernah berada di kubu Jokowi dan sempat diberhentikan oleh Jokowi dari posisi menteri. Kemudian belakangan berlawanan dengan Jokowi dengan maju jadi gubernur didukung partai yang bukan pendukung Jokowi. Akibatnya, publik menilai hubungan Anies dan Jokowi tidak baik.

 

Penulis : Switzy Sabandar Editor : Vyara-Lestari

Sumber : Kompas TV/Antara


TERBARU