Ngaku Tahu Pancasila tapi Tak Bisa Sebutkan Sila-Sila dengan Benar, SMRC: Hanya 64 Persen yang Bisa
Peristiwa | 1 Juni 2022, 20:45 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) pada 10-17 Mei 2022 menunjukkan bahwa hanya 64,6 persen publik yang bisa menyebutkan semua sila dalam Pancasila dengan benar.
"Kalau kita ingin mengetahui berapa banyak dari sila-sila itu yang diketahui oleh masyarakat sebagai ukuran pengetahuan dasar tentang Pancasila, kita bisa mendapatkan informasi bahwa 64,6 persen, kurang dari 70 persen tahu dengan benar sila-sila dari Pancasila," kata Saiful di kanal Youtube SMRC TV pada Rabu (1/6/2022), dikutip dari Tribunnews.com.
Pendiri SMRC sekaligus Guru Besar Ilmu Politik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Saiful Mujani mengatakan bahwa secara keseluruhan ada 95,4 persen publik yang mengaku tahu Pancasila.
Namun, ketika diminta menyebutkan isi sila Pancasila sesuai redaksinya, kebanyakan publik hanya betul dalam menyebut sila pertama. Sedangkan isi sila keempat paling banyak disebutkan dengan kurang tepat.
Sebanyak 86,2 persen publik menyebutkan sila pertama "Ketuhanan yang Maha Esa" dengan benar, sedangkan 78,3 persen publik benar menyebut sila ketiga "Persatuan Indonesia".
Baca Juga: Jokowi Ajak Seluruh Masyarakat Indonesia di Manapun Berada untuk Membumikan Pancasila
Kemudian, 77,8 persen publik menyebut sila kedua, "Kemanusiaan yang Adil dan Beradab" dengan benar dan 76,1 persen menyebut sila kelima, "Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia" dengan benar.
Sila keempat yang berbunyi "Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan" disebutkan dengan benar oleh 72,5 persen publik.
Artinya, kata Saiful, apabila 90 persen dijadikan sebagai ukuran yang baik bahwa masyarakat sudah tahu Pancasila, berarti masih ada sekitar 25 persen dari masyarakat kita yang masih harus meningkatkan pengetahuannya tentang Pancasila.
"Dilihat dari yang elementer saja, kita punya tugas untuk menyosialisasikan tentang Pancasila ini," kata Saiful.
Populasi survei tersebut adalah seluruh warga Indonesia yang punya hak pilih dalam pemilihan umum, yakni mereka yang sudah berusia 17 tahun atau lebih, atau sudah menikah ketika survei dilakukan.
Baca Juga: Jokowi: Kita Semua Sepakat untuk Berlandaskan pada Pancasila, Harus Betul-Betul Diamalkan
SMRC memilih 1.220 responden secara acak (stratified multistage random sampling) dari jumlah populasi tersebut.
Responden yang dapat diwawancarai secara valid sebesar 1.060 atau 87 persen untuk kemudian dianalisis.
Margin of error atau tingkat kesalahan dengan ukuran sampel tersebut diperkirakan sebesar kurang lebih 3,07 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen (asumsi simple random sampling).
Responden terpilih selanjutnya diwawancarai secara tatap muka oleh pewawancara yang telah dilatih.
Quality control terhadap hasil wawancara dilakukan secara acak sebesar 20 persen dari total sampel oleh supervisor dengan kembali mendatangi responden terpilih.
Di tahap quality control tidak ditemukan kesalahan berarti.
Penulis : Nadia Intan Fajarlie Editor : Vyara-Lestari
Sumber : Tribunnews.com