Kemenag Tanggapi Rombongan Pemotor Pamer Atribut Khilafah di Jakarta Timur Jelang 1 Juni
Peristiwa | 31 Mei 2022, 13:22 WIBJAKARTA, KOMPAST.TV – Staf Khusus (Stafsus) Menteri Agama RI, Moh Nurruzzaman buka suara menanggapi soal rombongan pemotor yang konvoi dan pamer atribut khilafah Isamiyah di Jakarta Timur.
Menurutnya, peristiwa tersebut merupakan fakta bahwa masih ada kelompok yang mengusung khilafah Islamiyah di masyarakat dan membuat resah.
“Fakta bahwa masih ada kelompok-kelompok yang menyerukan khilafah islamiyah walaupun organisasinya sudah tidak ada, artinya butuh energi besar untuk memberikan literasi terkait ini,” paparnya saat dihubungi KOMPAS.TV Selasa (31/5/2022).
Pria yang akrab disapa Gus Zaman ini menjelaskan, pihak Kemenag akan terus menggiatkan literasi terkait moderasi beragama agar kejadian serupa tidak terjadi lagi.
Konsensus keagamaan itu berupa Indonesia sebagai negara berideologi Pancasila dan juga Negara Kesatuan Repubik Indonesia (NKRI) yang dibangun atas pelbagai agama.
“Penguatan moderasi beragama adalah salah satu upaya pemerintah dalam hal ini Kemenag meliterasi pemahaman keagamaan yang selaras dengan konsensus kebangsaan,” imbuhnya.
Ia pun mengajak seluruh elemen masyarakat agar proaktif jika bertemu isu atau konvoi serupa.
Nuruzzaman menegaskan, upaya ini tidak bisa dilakukan pemerintah semata, tapi juga mengajak seluruh elemen agar upaya moderasi agama ini bisa jadi bentuk perlindungan dari khilafah.
“Harus seluruh elemen bangsa harus ikut bahu membahu melakukan pemahaman terkait keagamaan dan kebangsaan,” tutupnya.
Baca Juga: MUI soal Konvoi Pamer Atribut Khilafah Jelang 1 Juni: Sengaja Dibikin, Tandingan Pancasila
Baca Juga: PBNU Buka Suara soal Rombongan Pemotor Pamer Atribut Khilafah Jelang Hari Lahir Pancasila 1 Juni
Sebelumnya, pihak PBNU, MUI dan Polda Metro Jaya telah buka suara menanggapi terkait hal itu.
Ketua PBNU Ahmad Fahrurrozi atau biasa disapa Gus Fahrur menjelaskan tentang rombongan pemotor yang viral memamerkan atribut khilafah di Jakarta Timur.
Apalagi, peristiwa itu terjadi jelang 1 Juni yang diperingati sebagai Hari Lahir Pancasila.
“Ya itu harus dipanggil dan ditertibkan, bahwa ideologi khilafah bertentangan dengan konsensus nasional NKRI,” ujarnya kepada KOMPAS.TV lewat pesan WhatsApp, Selasa (31/5/2022).
Sedangkan dari MUI, Mukti Ali Qusyairi dari Komite Fatwa meminta aparat untuk mendalami dan segera bertindak setelah konvoi sejumlah pemotor yang pamer atribut khilafah terjadi di Jakarta Timur dan viral.
Ia menyebut, hal ini merupakan sebuah gaya baru bentuk opini publik yang diusung oleh kelompok-kelompok pembawa ideologi khilafah dan sengaja dilakukan jelang 1 Juni, hari Pancasila.
“Upaya yang mereka lakukan itu berbahaya. Saya melihatnya juga di jalanan, konvoi atribut khilafah di sekitaran Bekasi dan di Jakarta, ada informasi juga mereka masuk pasar. Ini upaya opini publik dengan gaya baru,” paparnya lewat pesan suara kepada KOMPAS.TV Selasa (31/5/2022)
Ia juga menyebut, konvoi itu sengaja dilakukan mengingat peristiwa itu terjadi pada Minggu (29/5/2022) yang dekat dengan hari Lahirnya Pancasila yang dperingati pada 1 Juni pada Rabu besok.
“Ada unsur kesengajanaan konvoi jelang 1 juni, di hari Lahir Pancasila. Ini wacana tandingan wacana ideologi Pancasila,” tmbahnya.
Sedangkan dari pihak kepolisian Polda Metro Jaya menegaskan akan mendalami kasus ini.
"Polda Metro Jaya tentunya akan mendalami video tersebut karena kami sudah mendapat data itu terjadi di daerah Jakarta Timur," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Endra Zulpan, di Jakarta, Senin.
Zulpan menambahkan dari hasil pendalaman itu pihaknya juga akan melakukan pemanggilan terhadap para pengendara yang nampak dalam video viral tersebut untuk dimintai keterangan terkait maksud dan tujuannya.
"Kami akan mencari data dulu terhadap pengendara yang nampak dalam video tersebut, tentunya kami juga akan memanggil mereka. Kami juga akan menanyakan maksud tujuan," ujar Zulpan.
Baca Juga: Muncul Rombongan Pemotor Pamer Atribut Khilafah Jelang Hari Lahir Pancasila 1 Juni, Ada Apa?
Penulis : Dedik Priyanto Editor : Deni-Muliya
Sumber : Kompas TV