Kejahatan Seksual Bermodus Grooming Sasar Anak-anak, Begini Saran KOWANI untuk Orang Tua
Gaya hidup | 28 Mei 2022, 05:49 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV – Kejahatan seksual dengan modus grooming atau dengan membangun kepercayaan, tengah menyasar anak-anak. Orang tua perlu melakukan upaya untuk mencegahnya.
Penjelasan itu disampaikan oleh Ketua Umum Kongres Wanita Indonesia (Kowani) Giwo Rubianto Wiyogo, melalui keterangan tertulisnya, Jumat (27/5/2022).
Menurut Giwo, praktik kejahatan seperti ini menyulitkan orang tua untuk mengantisipasinya.
"Apalagi kini menggunakan media sosial. Tentu ini akan jauh lebih sulit bagi orang tua untuk mendeteksinya sejak awal," ujar Giwo di sela acara Halal Bihalal Idul Fitri 1443 Hijriah di kantor pusat KOWANI, Jalan Imam Bonjol, Jakarta.
Baca Juga: Waspada Pelecehan Seksual di Jembatan Penyeberangan Orang!
Giwo menambahkan, saat ini media sosial menjadi hal lumrah dan banyak diakses oleh anak-anak.
Mereka bahkan memiliki akun pribadi yang kadang kala orang tua tidak mengerti atau tidak mengetahuinya.
Ia mengimbau agar orang tua untuk mewaspadainya serta tidak mudah percaya kepada orang asing yang memiliki hubungan baik dengan anak.
“Jika ada orang asing yang gemar memberikan hadiah pada anak, mengajak anak jalan atau hal-hal lain di luar kewajaran, sebaiknya hati-hati. Cek media sosial anak, cari tahu siapa kawan atau orang yang dekat dengan anak,” kata Giwo.
Giwo yang juga Vice President International Council of Women (ICW) kemudian menyebut bahwa kejahatan seksual dengan modus grooming selama ini menjadi bentuk kejahatan yang sulit untuk dikenali oleh orang tua maupun masyarakat.
Pelaku, kata Giwo, menyembunyikan kejahatannya dengan sikap yang sangat ramah kepada anak yang menjadi calon korban.
Pelaku bahkan membangun kedekatan dengan anak-anak tidak hanya dalam hitungan hari, bisa berminggu-minggu, berbulan-bulan bahkan hitungan tahun.
Baca Juga: Johnny Depp Ungkap Dirinya Tidak Pernah Melakukan Pelecehan Seksual
"Ini yang dilakukan oleh pelaku berinisial PR di Surabaya. Pelaku menggunakan akun palsu dengan foto dan nama guru. Lalu mem-follow anak-anak yang diincarnya satu per satu melalui media sosial Instagram," tutur Giwo.
Dirinya meyakini bahwa anak-anak korban kejahatan grooming jumlahnya sangat banyak.
Penulis : Kurniawan Eka Mulyana Editor : Edy-A.-Putra
Sumber : Tribunnews.com