Tak Ingin Dimakamkan di Taman Makam Pahlawan, Buya Syafii Sudah Pesan Makamnya Sendiri
Peristiwa | 27 Mei 2022, 14:33 WIBYOGYAKARTA, KOMPAS.TV - Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menkopolhukam) Mahfud MD menceritakan kisah ulama Ahmad Syafii Maarif yang rupanya sudah memesan makamnya sendiri di pemakaman Muhammadiyah Kulon Progo sejak Februari lalu.
Selepas menyalatkan jenazah Buya Syafii di Masjid Gedhe Kauman, Yogyakarta pada Jumat (27/5/2022), Mahfud menjelaskan bahwa mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah itu merupakan tokoh pemegang Bintang Maha Putera Utama.
Oleh sebab itu, almarhum berhak dimakamkan di Taman Makam Pahlawan (TMP) Nasional Utama Kalibata, Jakarta.
"Nah kalau itu mau dilakukan, negara mau memfasilitasi, karena itu memang tempatnya pahlawan sekelas Pak Syafii Maarif. Tapi tadi saya koordinasi dengan keluarga dan Pak Haedar Nashir, rupanya 24 Februari yang lalu, Pak Syafii sudah memesan makamnya sendiri di pemakaman Muhammadiyah di Kulon Progo. Jadi tidak di TMP Kalibata," kata Mahfud.
Mahfud mengaku memiliki kedekatan yang cukup dalam dengan Buya Syafii karena dirinya pernah mengajar mata kuliah Pancasila Filsafat Kenegaraan bersama almarhum.
"Saya adalah asisten Pak Syafii ketika mengajar mata kuliah Pancasila 2 dulu, Pancasila Filsafat Kenegaraan," jelas Mahfud.
Baca Juga: Buya Syafii Maarif Berpulang ke Rahmatullah
Mahfud menambahkan, ketika masih muda, pandangan politik Buya Syafii sama dengan dirinya. Keduanya mendambakan agar negara Indonesia dikuasai oleh Islam, karena mayoritas penduduk Indonesia adalah muslim.
"Tapi sesudah belajar, lama-lama kemudian tidak harus negara itu harus bersimbolkan Islam, tapi harus menjadi negara agamis Indonesia. Maka Pancasila bagi Buya Syafii itu adalah pedoman berbangsa dan bernegara yang compatible, artinya tidak mengganggu kelancaran, perjuangan umat Islam untuk berbangsa, bernegara, dan beribadah," tutur Mahfud.
Dia menambahkan, Buya Syafii mengajarkan bahwa Islam merupakan agama kemanusiaan dan semua orang bersaudara, sehingga urusan ibadah mahdah merupakan urusan masing-masing.
Penulis : Nadia Intan Fajarlie Editor : Edy-A.-Putra
Sumber : Kompas TV