Yap Thiam Hien, Kejujuran 24 Karat Sang Advokat Pembela Kemanusiaan yang Lahir 25 Mei
Sosok | 25 Mei 2022, 12:26 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV – Jika masih hidup, aktivis dan adovokat Yap Thiam Hien saat ini mungkin berusia 109 tahun. Sosoknya sudah tiada, tapi jejaknya masih ada, abadi hingga kini.
Yap Thiam Hien atau kerap dipanggil Pak Yap, senantiasa abadi karena kiprahnya selama ini sebagai aktivis dan pejuang kemanusiaan.
Yap Thiam Hien lahir di Kutaraja, Banda Aceh pada 25 Mei 1913 silam. Ia meninggal dunia pada 25 April 1989 di Brussel, Belgia, tepatnya di usia 75 tahun.
Selama hidupnya, ia sudah membela banyak orang lewat hukum, sesuatu yang ia percaya sebagai alat efektif membantu sesama, khususnya mereka yang terpinggirkan.
Baca Juga: Kisah 15 Mei Tahun 1962, Bung Karno Selamat dari Pembunuhan ketika Salat
Kejujuran 24 Karat Sang Pembela Kemanusiaan
Mohctar Lubis, tokoh pers dan sastrawan menyebutnya sebagai orang punya kejujuran 24 karat.
Hal ini lantaran, sosok ini selalu membela orang tak bersalah dan selalu terbuka terhadap siapa pun yang datang kepadanya minta bantuan, tak peduli ia orang biasa sekalipun.
Mochtar pun cerita, Yap sering mengalami teror dari pelbagai pihak karena ‘keras kepala’ dan menolong orang-orang lemah yang tak berdaya.
“Ia sering mengalami teror, entah dari pihak mana-mana, ia vokal baik di dalam maupu luar pengadilan memperjuangkan keadailan dan hak-hak asasi manusia,” kenang Mochtar Lubis dalam tulisannya di dalam buku Yap Thiam Hien, Pejuang Hak Asasi Manusia (1996) yang disunting Todung Mulya Lubis dan Aristides Katoppo halaman 46.
Yap Thiam Hien, berdasarkan cerita Mochtar, pun seakan tidak peduli dengan teror yang menimpa dirinya.
“Ya, biarkan saja mereka melakukan teor,” ucap Yap sambil tersenyum sebagaimana diceritakan Mochtar Lubis.
Bahkan, ia sering mengungkapkan hal berikut ini yang bikin Mochtar Lubis takjub, keberanian macam apa yang bisa membuat Yap Thiam Hien bisa sekuat ini?
“Apa yang hendak Saudara capai di pengadilan? Hendak menang perkara atau hendak meletakkan kebenaran Saudara di ruang pengadilan dan masyarakat? Jika Saudara hendak menang perkara, janganlah pilih saya sebagai pengacara Anda, karena pasti kita akan kalah. Tetapi Anda merasa cukup dan puas mengemukakan kebenaran Saudara, saya menjadi pembela Saudara,” kata Yap ditirukan Mochtar.
Kata-kata di atas adalah ungkapan yang sering diucapkan Yap kepada para klien maupun orang-orang yang meminta bantuan kepadanya.
“Bagi saya, kalau pengacara berani berkata seperti itu, dia telah membuktikan dirinya sebagai seorang pembela dan anak manusia yang kejujurannya adalah 24 karat,” kata Mochtar Lubis.
Mendirikan YLBHI, Namanya Abadi
Ia pun turut mendirikan Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI), sebuah yayasan yang memberikan bantuan hukum dan memperjuangkan hak korban pelanggaran HAM, rakyat miskin dan buta hukum.
Dilansir dari arsip Kompas, atas kiprahnya tersebut, Yap dinilai berani membangkitkan semangat wong cilik untuk berjuang melawan ketidakadilan.
Ia meninggal dunia pada 25 April 1989 di Brussel, Belgia, tepatnya di usia 75 tahun.Yap tutup usia dalam perjalanan tugas menghadiri Konferensi Internasional Lembaga Donor untuk Indonesia.
Namanya telah diabadikan sebagai penghargaan bagi para aktivis yang mengabdikan hidupnya untuk masyarakat kecil, kaum tertindas, dan penegakan HAM, yaitu Yap Thiam Hien Awards.
Penulis : Dedik Priyanto Editor : Desy-Afrianti
Sumber : Kompas TV