PAN Dinilai Bakal Kehilangan Suara di Muhammadiyah, Efek Partai Ummat dan Partai Pelita
Rumah pemilu | 24 Mei 2022, 11:46 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV – Peneliti The Political Literacy, Muhammad Hanifuddin, menilai Partai Amanat Nasional (PAN) yang secara secara ideologis dekat dengan warga Muhammadiyah dinilai akan terhimpit oleh kedatangan dua partai baru yang didirikan tokoh Muhammadiyah. Secara suara, diprediksi juga akan menurun dibanding pemilu 2019 lalu.
Dua partai itu adalah Partai Ummat yang didirikan oleh Amien Rais dan partai Pelita yang didirikan oleh Dien Syamsudin.
Dua orang yang menurut Hanifuddin adalah dua tokoh yang mengakar di warga Muhammadiyah. Sama-sama mantan pimpinan tertinggi organisasi keumatan ini.
Menurut Hanifuddin, suara warga Muhammadiyah ke PAN bisa jadi akan berkurang pada Pemilu 2024 mendatang efek dua partai tersebut.
“Ini tentunya sudah pasti. Tokoh elite Partai Pelita dan Partai Ummat adalah kader-kader terbaik Muhammadiyah. Din Syamsuddin dan Amin Rais memiliki basis dukungan yang mengakar di Muhammadiyah,” kata Hanif saat dihubungi KOMPAS.TV pada Selasa (24/5/2022).
Ia pun menyebut, PAN harus bekerja keras karena suaranya bisa jadi rebutan di warga Muhammadiyah. pada pilpres 2019 lalu, mereka meraih suara sah 9.572.623 (6,84 persen) dan meraih 44 kursi di DPR.
Hasil ini dinilai nantinya menurut Hanif bakal menurun seiring dengan nanti popularitas dua partai itu naik di kalangan Muhammadiyah.
“Karena itu, PAN harus bersaing berebut suara dengan kedua partai itu. Khususnya di lumbung suara warga Muhammadiyah,” ujarnya.
Baca Juga: Peneliti Ungkap Kegagalan Cak Imin dan PKB di Pilpres 2024 Jika Berpolemik dengan PBNU
Strategi PAN di Lumbung Suara Muhammadiyah
Ia pun menyebut, paling tidak ada dua strategi yang harus dijalankan PAN untuk merengkuh suara warga Muhammadiyah demi Pemilu 2024.
“Setidaknya harus memiliki dua strategi. Pertama, menyakinkan internal warga Muhammadiyah bahwa PAN adalah wadah awal yang dibentuk untuk menyalurkan aspirasi politik warga Muhammadiyah,” ujarnya.
Untuk itulah, ia memahami langkah PAN mulai menjajaki koalisi dengan banyak kalangan, bahkan sudah tergabung dengan Koalisi Indonesia Bersatu dengan Golkar dan PPP.
“Kedua, PAN harus merumuskan strategi untuk menggaet suara di luar warga Muhammadiyah," ucapnya.
Seperti diberitakan KOMPAS.TV sebelumnya, PAN secara resmi tergabung dalam Koalisi Indonesia Bersatu. Tujuan dari terbentuknya koalisi itu untuk mengakhiri polarisasi masyarakat yang masih ada setelah 2 kali Pilpres, yakni Pilpres 2014 dan 2019.
Hal itu diungkapkan Ketua DPP Partai Golkar Ace Hasan Syadzily mengatakan pentingnya koalisi ini.
"Tiga partai yang berkumpul sepakat bahwa dalam Pemilu 2024 nanti kita tidak boleh terjebak pada hal yang sama sebelumnya, yakni pembelahan sosial, polarisasi yang tidak kunjung sembuh meskipun pemilu sudah usai," ujarnya.
Penulis : Dedik Priyanto Editor : Desy-Afrianti
Sumber : Kompas TV