Kisah Hari Kebangkitan Nasional, Dirintis Para Mahasiswa Kedokteran di Ruang Bedah Anatomi
Peristiwa | 20 Mei 2022, 09:10 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV — Hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas) diperingati setiap tahunnya pada tanggal 20 Mei. Pada tahun 2022, Harkitnas dirayakan dengan tema "Ayo Bangkit Bersama".
Diketahui, tujuan dari perayaan Hari Kebangkitan Nasional adalah agar masyarakat bangsa Indonesia terus memelihara, menumbuhkan, dan menguatkan semangat gotong royong sebagai landasan dasar dalam melakukan pembangunan negara Indonesia.
Sementara itu berdasarkan sejarah, Hari Kebangkitan Nasional erat kaitannya dengan organisasi Gerakan Boedi Oetomo.
Mengutip dari Kemendikbud.go.id, pada waktu itu anggota Boedi Oetomo terdiri dari kalangan atas suku Jawa dan Madura.
Gerakan Boedi Oetomo dikenal sebagai gerakan nasionalisme yang memiliki karakteristik di bidang politik yang disebabkan oleh berlangsungnya Perang Dunia I.
Terbentuknya Gerakan Boedi Oetomo dilatarbelakangi oleh keprihatinan sejumlah mahasiswa dengan nasib bangsa yang sudah 300 tahun lebih dijajah Belanda.
Baca Juga: 20 Link Twibbon Hari Kebangkitan Nasional 2022 dan Cara Pakainya, Bagikan ke Status WA, IG, dan FB
Mahasiswa-mahasiswa tersebut berasal dari sekolah STOVIA (School Tot Opleiding Van Indlandsche Arsten) yang merupakan sekolah kedokteran Bumi Putera pimpinan oleh Dr HF Roll.
Awalnya pembentukan Gerakan Boedi Oetomo dicetuskan oleh Wahidin Soediro Hoesodo dan Soetomo.
Wahidin Soediro Hoesodo, adalah seorang dokter lulusan Sekolah Dokter Jawa (dulu kampusnya terletak dekat Rumah Sakit Militer Weltervreden yang sekarang menjadi RSPAD Gatot Subroto) memiliki peranan penting dalam proses berdirinya Boedi Oetomo.
Dr. Wahidin prihatin melihat kondisi masyarakat yang tidak mampu dan kesulitan biaya sehingga tidak dapat merasakan pendidikan formal dan melanjutkan ke pendidikan yang lebih tinggi.
Atas dasar itu, kemudian ia memberi wejangan di hadapan para pelajar STOVIA mengenai pentingnya pendidikan sebagai sarana untuk membebaskan diri dari keterbelakangan.
Kemudian Pada Tanggal 20 Mei 1908, di ruang Kelas Anatomi STOVIA, diselengarakan pertemuan dan menghasilkan terbentuknya organisasi Boedi Oetomo dengan Ketua R Soetoemo, Wakil Ketua M Soelaiman, Sekretaris I Soewarno, Sekretaris II M Goenawan Mangoenkoesoemo, dan Bendahara R Angka.
Tujuan didirikannya Boedi Oetomo yang tercetus dalam kongres pertamanya ialah untuk menjamin kehidupan sebagai bangsa yang terhormat dengan fokus pergerakan di bidang pendidikan, pengajaran, dan kebudayaan.
Ada tiga cita-cita Boedi Oetomo bagi kebangkitan nasional, yakni memerdekakan cita-cita kemanusiaan, memajukan nusa dan bangsa, serta mewujudkan kehidupan bangsa yang terhormat dan bermartabat di mata dunia.
Gerakan ini berkembang dari embrio yang bersifat kultural, nasionalisme rakyat Indonesia perlahan mulai berkembang dan terwujud dalam pembentukan berbagai organisasi setelah Boedi Oetomo.
Beberapa organisasi pergerakam yang lahir setelah Boedi Oetomo, antara lain Indische Partij, Perhimpunan Indonesia, dan Muhammadiyah.
Dalam hal itu, Boedi Oetomo dianggap menjadi pemicu kesadaran para tokoh pergerakan nasional untuk mulai berjuang dengan cara berorganisasi.
Sejak saat itu kelahiran dan perkembangan nasionalisme Indonesia semakin memperlihatkan bentuk nasionalisme yang nyata.
Nasionalisme dapat mewujudkan Perhimpunan Indonesia (PI) dan partai-partai politik yang menyusulnya, salah satunya partai politik Parindra.
Kemudian sejak tahun 1959, tanggal 20 Mei ditetapkan sebagai Hari Kebangkitan Nasional, disingkat Harkitnas, yaitu hari nasional yang bukan hari libur yang ditetapkan oleh pemerintah Indonesia melalui Keputusan Presiden Nomor 316 Tahun 1959 tanggal 16 Desember 1959 untuk memperingati peristiwa Kebangkitan Nasional Indonesia.
Baca Juga: Peringati Hari Kebangkitan Nasional, Pedagang Pasar Nyanyikan Indonesia Raya
Penulis : Nurul Fitriana Editor : Iman-Firdaus
Sumber : Kompas TV