> >

Epidemiolog: Pelonggaran Aturan Penggunaan Masker Picu Peningkatan Kasus Covid-19 di Sejumlah Negara

Kesehatan | 17 Mei 2022, 20:16 WIB
Epidemiolog Dicky Budiman menyebut pelonggaran penggunaan masker di sejumlah negara mendatangkan masalah tambahan berupa peningkatan kasus Covid-19. (Sumber: Tangkapan layar)

JAKARTA, KOMPAS.TV – Pelonggaran aturan penggunaan masker di sejumlah negara memicu terjadinya peningkatan kasus Covid-19.

Hal itu disampaikan epidemiolog dari Griffith University Australia Dicky Budiman, menanggapi kebijakan pelonggaran aturan penggunaan masker yang diumumkan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi), Selasa (17/5/2022).

Dicky mengatakan, manfaat penggunaan masker sangat besar, bahkan saat kasus mulai melandai di berbagai belahan dunia, seiring peningkatan cakupan vaksinasi.

“Dengan adanya cakupan vaksinasi yang makin membaik, adanya pelonggaran pemakaian masker di beberapa negara sebetulnya kita bisa melihat, mendatangkan juga masalah tambahan atau peningkatan kasus,” jelasnya melalui rekaman video yang diterima KOMPAS TV, Selasa.

Dicky menegaskan, masker adalah satu alat untuk mencegah paparan Covid-19 yang mekanisme penularan utamanya melalui udara.

Masker, kata dia, juga alat proteksi yang terbukti murah, mudah, dan efektif menurunkan potensi penularan Covid-19.

Baca Juga: Jokowi: Masker Tetap Digunakan di Dalam Ruangan dan Transportasi Publik

Bahkan, kata dia, di awal pandemi, ketika vaksin dan obat belum ada, masker efektif mencegah penularan.

“Itu terbukti sangat kecil sekali terjadi penularan ketika dalam pesawat itu disiplin memakai masker dengan baik dan benar.”

“Ingat, kenapa masker penting digunakan meskipun cakupan vaksinasi saat ini sudah membaik? Pertama, karena status pandemi belum dicabut. Artinya, situasi krisis kesehatan masih terjadi di dunia ini,” urainya.

Dicky juga menjelaskan bahwa hal yang terjadi di tataran global akan berdampak pada situasi nasional dan daerah.

Kedua, lanjut dia, meskipun cakupan vaksinasi sudah membaik, vaksin belum terbukti 100 persen efektif mencegah penularan, bahkan untuk mencegah terinfeksi pun belum bisa 100 persen.

Meski demikian, dia mengakui bahwa vaksin efektif untuk mencegah orang yang terinfeksi Covid-19 mengalami fatalitas.

“Namun, sayangnya vaksin ini belum terbukti efektif signifikan mencegah penularan. Itulah sebabnya, herd immunity (kekebalan kelompok, -red) itu masih jauh.”

“Oleh karena orang yang sudah divaksin masih bisa terinfeksi, masih bisa menularkan, maka untuk melindungi orang yang rawan, lansia, yang memiliki masalah imunitas, anak yang belum bisa divaksin, salah satunya dengan masker,” kata dia.

Penulis : Kurniawan Eka Mulyana Editor : Edy-A.-Putra

Sumber : Kompas TV


TERBARU