Gatot Nurmantyo, Partai Pelita Din Syamsudin dan Tiga Alasan Penghambatnya Pemilu 2024
Rumah pemilu | 17 Mei 2022, 12:10 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV – Mantan Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo menghadiri Rakernas Partai Pelita yang digelar di Jakarta, Hotel Mercure, Jakarta Utara, Senin (16/5/2022).
Bagi pengamat PARA Syndicate, Virdika Rizky Utama, kedatangan Gator Nurmanyo memiliki arti penting, yakni potensi bergabungnya Gatot maupun Partai Pelita dalam Pemilu 2024.
Meskipun begitu, nantinya Gatot Nurmantyo gabung di partai Pelita, tetap saja menurut Virdika secara elektablitas yang menurutnya susah untuk naik sekarang ini.
Sulit naiknya itu baik berupa elektabilitas dia secara pribadi, lanjut Virdika, maupun efeknya bagi partai Pelita pada gelaran Pemilu 2024 mendatang.
“Tetap sulit partai Pelita di pemilu 2024. Ada tiga alasan, Pertama, Gatot tidak punya massa dan tidak punya latar belakang organisasi seperti Din Syamsudin maupun Amien Rais,” paparnya kepada KOMPAS TV, Selasa (17/5/2022).
Hal selanjutnya yang bisa menghambatnya adalah soal politik identitas yang menurut Virdika kerap diungkapkan oleh Gatot Nurmantyo.
Bagi sebagian orang, hal itu menurut penulis buku Menjerat Gus Dur itu menjadi masalah.
“Kedua, bagi sebagian orang itu Gatot dinilai sebagai salah satu tokoh penyeru politik identitas. Ketiga, saat masih menjabat Panglima TNI—terutama menjelang pensiun— Gatot dianggap tidak profesional oleh sebagian orang," paparnya.
“Sebab, secara terbuka dia memiliki nafsu politik yang besar dan acap kali pernyataannya di media menimbulkan kegaduhan seperti menyerukan menonton film G30S/PKI,” tutupnya.
Untuk diketahui, partai Pelita saat ini tengah mengikuti proses verifikasi di KPU untuk bisa menjadi partai politik peserta pemilu. Partai ini harus memenuhi sejumlah syarat administrasi dan verifikasi faktual untuk bisa ikut menjadi peserta pemilu 2024 mendatang. Satu dari tokoh partai ini adalah tokoh Muhammdiyah Din Syamsuddin.
Penulis : Dedik Priyanto Editor : Purwanto
Sumber : Kompas TV