Fakta Pemuda di Makassar Tewas setelah Ditangkap: Misteri Luka Lebam di Tubuh, 8 Polisi Diperiksa
Peristiwa | 17 Mei 2022, 09:28 WIB"Nantilah kita ungkap hasil visum jenazah Arfandi dari Biddokkes Polda Sulsel," kata Komang.
8 polisi diperiksa Propam
Kabid Humas Polda Sulsel Kombes Polisi Komang Suartana mengungkapkan Bidang Profesi dan Pengamanan (Propam) telah memeriksa delapan anggota Satuan Narkoba Polrestabes Makassar terkait kejadian tersebut.
"Delapan orang anggota Satuan Narkoba Polrestabes Makassar yang diperiksa, seorang di antaranya perwira terkait meninggalnya Muh Arfandi Ardiansyah (18) setelah ditangkap kasus dugaan narkoba," ungkap Komang.
Baca Juga: Kronologi Gadis Cengkareng Dibunuh Istri Pacarnya, Pelaku Periksa HP Suami Terkuak akan Diceraikan
Saat ditanya delapan orang anggota yang diperiksa dinonaktifkan selama menjalani pemeriksaan Propam Polda Sulsel, Komang mengaku belum mengetahui pasti.
Dia hanya menegaskan, kebijakan penonaktifan anggota tersebut berada di pimpinan Polrestabes Makassar.
"Kalau dinonaktifkan anggota itu, saya belum tahu persis. Tapi tergantung dari Kapolrestabes Makassar, apakah kedelapan anggota itu dinonaktifkan selama pemeriksaan," kata Komang.
Keluarga duga Arfandi disiksa
Mukram, ayah Arfandi, menduga anaknya disiksa dan disetrum hingga meninggal setelah ditangkap polisi.
Hal tersebut, disampaikan usai melihat jenazah anaknya yang penuh luka lebam.
"Setelah melihat mayat anak saya, luar biasa luka-lukanya di sekujur tubuh, babak belur. Telinga keluar darah, tangan patah dan bengkak. Begitu juga kedua kaki, bengkak bekas di pukul. Jadi saya lihat luka-lukanya, bukan saja dipukul, tapi juga disetrum," kata Mukram dikutip dari Kompas.com.
Dia juga meragukan jika penyebab anaknya meninggal karena sesak napas. Pasalnya, selama ini Arfandi tidak pernah memiliki riwayat penyakit asma ataupun sesak napas.
Pada kesempatan itu, Mukram juga membantah bahwa Arfandi merupakan bandar narkoba. Mengingat kata dia, ada saksi di lokasi penangkapan menyebutkan bahwa tidak ada barang bukti.
"Kenapa anak saya dikatakan bandar narkoba, sedangkan dia itu setiap hari di Pasar Sentral menjual pakaian," ujarnya.
"Saya heran juga, kenapa polisi tega menghabisi anak saya. Saya juga dikasih tahu sama polisi, katanya anakku positif narkoba setelah dites urine. Bisanya itu jenazah bisa keluarkan air kencing dan dites urinenya," tambahnya.
Baca Juga: Tangkap 13 Geng Motor di Makassar, Polisi Temukan Belasan Busur dan Anak Panah
Penulis : Isnaya Helmi Editor : Iman-Firdaus
Sumber : Kompas.com/Tribunnews