> >

Presiden Jokowi Ajak AS Terus Jadi Bagian dari Jangkar Perdamaian dan Stabilitas di Indo-Pasifik

Berita utama | 13 Mei 2022, 06:38 WIB
Presiden Jokowi memberi keterangan soal kunjungannya ke Amerika Serikat di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang, Selasa (10/5/2022) (Sumber: Foto: Laily Rachev - Biro Pers Sekretariat Presiden)

WASHINGTON DC, KOMPAS.TV- Presiden Joko Widodo mengajak Amerika Serikat untuk terus menjadi bagian dari jangkar perdamaian dan stabilitas di indo-Pasifik.

Pernyataan itu disampaikan Presiden Jokowi saat menyampaikan sambutannya pada jamuan santap siang pemimpin negara-negara ASEAN oleh Ketua Dewan Perwakilan AS Nancy Pelosi dan Anggota Kongres AS di Capitol Hill, Washington DC, Kamis, 12 Mei 2022.

“Sejak 2019, ASEAN telah menyepakati ASEAN Outlook on the Indo-Pacific, memastikan keberlangsungan perdamaian dan stabilitas di Indo-Pasifik. Saya mengajak AS untuk terus menjadi bagian dari jangkar perdamaian dan stabilitas di Indo-Pasifik,” ucap Presiden Jokowi.

Presiden Jokowi menuturkan ASEAN selama lebih dari 5 dekade menikmati perdamaian dan stabilitas. Tak hanya itu, Jokowi menyampaikan Negara ASEAN juga bekerja keras membangun arsitektur kawasan yang mengedepankan kerja sama.

Baca Juga: Presiden Jokowi Bertemu Chairman dan CEO Air Products, Berharap Rencana Investasi Ditindaklanjuti

“Paradigma win-win diperjuangkan, budaya dialog diperkokoh, kerja sama inklusif di kedepankan, dan hukum internasional dan nilai-nilai multilateral menjadi panglima,” kata Jokowi.

Dalam kesempatan tersebut, Presiden Jokowi juga memberikan pernyataannya perihal perang di Ukraina yang berdampak pada ekonomi dunia termasuk kenaikan harga pangan, energi, dan inflasi.

Menurutnya, perang Rusia-Ukraina telah menciptakan tragedy kemanusiaan yang luar biasa dampaknya pada ekonomi grlobal.

“Perang di Ukraina menciptakan tragedi kemanusiaan yang luar biasa dan berdampak terhadap ekonomi global," ujarnya.

Perihal perang Rusia-Ukraina, Presiden Jokowi menambahkan, jika hukum internasional tidak dihormati, multilateralisme ditinggalkan, dan unilateralisme dikedepankan, maka apa yang terjadi di Ukraina dapat terjadi di wilayah lain, termasuk di Indo-Pasifik.

Penulis : Ninuk Cucu Suwanti Editor : Iman-Firdaus

Sumber : Kompas TV


TERBARU