Penyakit Mulut dan Kuku Terdeteksi di Jawa Sejak 1,5 Abad Lalu, Indonesia Sudah Punya Vaksin PMK
Peristiwa | 11 Mei 2022, 09:18 WIBJakarta, Kompas TV - Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) yang menyerang ternak kembali terdeteksi di Indonesia. Hal itu terjadi setelah 32 tahun Indonesia berpredikat bebas PMK tanpa vaksinasi. Bagaimana sejarah pemberantasan PMK di Indonesia?
Sejak hampir 1,5 abad lalu, PMK telah jadi penyakit yang merepotkan bagi kalangan peternak di Asia Tenggara. PMK di kawasan ini pertama kali terdeteksi pada 1887 di Malang, Jawa Timur, sebelum akhirnya menyebar ke negara tetangga.
Hal itu dijelaskan oleh Stuart Blacksell dkk dalam penelitiannya berjudul Sejarah Program Penelitian dan Kontrol PMK di Asia Tenggara: Pelajaran Dari Masa Lalu yang Menginformasikan Masa Depan. Penelitian itu dipublikasikan via NCBI pada 2019.
Masih dalam riset yang sama, disebutkan bahwa PMK turut merebak ke sejumlah daerah di Indonesia, seperti Jawa Timur dan Sumatera (1892), Sulawesi (1902), Kalimantan dan Madura (1906), Sulawesi (1907), dan Nusa Tenggara Barat (1911) serta Madura (1913).
Semenjak itu, PMK terus menjadi musuh peternak, hingga akhirnya Indonesia dinyatakan bebas PMK tanpa vaksin pada 1990.
Dalam upaya pemberantasan PMK, Indonesia mendirikan Balai Penyelidikan Penyakit Mulut dan Kuku (BPPMK) pada 1952. Balai tersebut awalnya hendak dibangun di Jakarta, tetapi karena pertimbangan lain, lokasinya dipindah ke Wonocolo, Surabaya.
Setelah diresmikan pada tahun yang sama, BPPMK langsung bertugas memproduksi vaksin PMK untuk kebutuhan dalam negeri dan Asia Tenggara. Hal itu sesuai dengan tugas yang tercantum dalam SK Menteri Pertanian No. 92/Um/52.
BPPMK saat ini masih berdiri dan sempat mengalami beberapa pergantian nama, mulai dari Lembaga Penyelidikan Penyakit Mulut dan Kuku (LPPMK), Lembaga Virologi Kehewanan (LVK) dan terbaru diubah menjadi Pusat Veternier Farma (Pusvetma).
Baca Juga: Cegah Penyakit Mulut dan Kuku pada Hewan Ternak, Kementan Lakukan Lockdown Wilayah dan Tracing
Penulis : Rofi Ali Majid Editor : Iman-Firdaus
Sumber : NCBI, Pusvetma