Mengenal Tradisi Bulusan di Kudus, saat Kura-kura Diarak Ikut Lebaran Syawal
Peristiwa | 5 Mei 2022, 10:34 WIBKUDUS, KOMPAS.TV – Bulus atau kura-kura juga ikut perayaan Lebaran dan dimulai ketika 1 Syawal hingga puncaknya pada hari ketujuh Syawal. Peristiwa ini dikenal dengan nama tradisi Bulusan yang terjadi di desa Hadipolo, Kecamatan Jekulo, Kudus, Jawa Tengah.
Tardisi ini sudah dilangsungkan selama ratusan tahun. Para warga akan makan bersama dan melakukan arak-arak, serta memberi makan bulus atau kura-kura.
Kura-kura ini sebagian akan ikut diarak, bahkan biasanya para warga akan membuat semacam replika dari bulus atau kura-kura yang besar.
Puncak acara tradisi Bulusan pada Lebaran ketujuh, nantinya ditandai dengan kirab menuju makam Mbah Dudo. Tahun ini iring-iringan kirab dibatasi satu gunungan saja.
Baca Juga: Masak Bersama Makan Bersama, Jadi Tradisi di Adonara Pada Hari Raya Idul Fitri
Sejarah Tradisi Bulusan
Perayaan Bulusan, bagi warga dianggap sebagai kegiatan peringatan hari lahirnya (khaul) bulus, yang menurut cerita bulus tersebut merupakan jelmaan dua orang manusia yang bernama Kumoro dan Komari, murid Kiai Mbah Dudo.
Perayaan tradisi Bulusan berlangsung sejak lama, yakni ketika Sunan Muria masih melakukan syiar agama Islam. Makam sunan Muria sendiri berada di gunung Muria, tak jauh dari warga di sekitaran Kudus.
Dikisahkan, Sunan Muria waktu itu menegur warga setempat yagn masih bekerja padahal Ramadan sudah di akhir.
“Malah di sawah berendam seperti bulus,” kata Sunan Muria.
Lantas, karena perkataan Sunan Muria itu, warga pun menjadi bulus.
Penulis : Dedik Priyanto Editor : Desy-Afrianti
Sumber : Kompas TV