Jadi Khatib Sholat Ied, Mahfud MD Ingin Idul Fitri Jadi Momentum Bersatu Kembali Membangun Bangsa
Peristiwa | 2 Mei 2022, 10:50 WIBJAKARTA, KOMPAS. TV – Idul Fitri 1433 Hijriah merupakan momentum untuk kembali menciptakan kebersamaan untuk membangun bangsa. Kebersamaan merupakan fitrah bangsa Indonesia, karena bangsa ini pun didirikan karena kebersamaan berbagai golongan bangsa.
Hal ini disampaikan Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD saat menjadi Khatib Shalat Idul Fitri 1443 Hijriah di Masjid Nursiah Daud Paloh, Jakarta, Senin (2/5//2022).
"Kalau mau memfitrahkan kembali Indonesia, kita bersatu membangun bangsa ini. Indonesia ini dulu dibangun dengan kebersamaan dan gotong royong di antara berbagai ikatan primordial. Ada orang Jawa, Sunda, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, dan sebagainya berkumpul memfitrahkan, melahirkan Indonesia yang disebut NKRI," kata Mahfud seperti dikutip Antara.
Baca Juga: Setelah 2 Tahun Pandemi Akhirnya Shalat IED Dapat Digelar Pada Kawasan Terbuka Di Sorong
Mahfud mengajak seluruh elemen bangsa kembali bersatu dengan semboyan Bhinneka Tunggal Ika untuk mencapai tujuan bersama.
"Kita ini berbeda, tetapi kita ini bisa bersama dalam hal-hal yang diperlukan bersama. Itulah sebabnya NKRI ini dengan dasar Pancasila itu disebut mitsaqan ghalidza. Kesepakatan luhur," ujar mantan Ketua Mahkamah Konstitusi ini.
Jadi, lanjut dia, Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) adalah entitas kenyataan adalah fakta yang juga harus disucikan kembali. Dikembalikan ke asal idealisme ke asal filosofi pendiriannya.
"NKRI ini asalnya dibangun dengan kebersamaan. Oleh karena itu jika bicara fitrahkan kembali kita bersatu membangun bangsa kita," tuturnya.
Baca Juga: Alasan Jokowi Shalat Idul Fitri di Yogyakarta, Tidak di Masjid Istiqlal
Menurut Mahfud, setiap lebaran biasanya ada tradisi saling meminta maaf dan memberi maaf. Hal itu tradisi atau budaya yang dulu diciptakan oleh para wali.
"Saling meminta maaf saling memberi maaf. Itu tradisi Islam tidak ada dalam ajaran Islam yang primer. Mudik, halalbihalal, syawalan di kantor itu tradisi. Tetapi tradisi itu mempunyai pahala. Jangan dibilang budaya dan tradisi itu berdosa. Jangan dibilang keduanya bid'ah karena di mana-mana itu Islam dikembangkan tanpa menghilangkan prinsipnya oleh karena itu cara berlebaran di berbagai negara berbeda," ujarnya.
Idul Fitri, tambah Mahfud, juga menjadi momen untuk membersihkan diri dan memulai langkah baru yang lebih baik.
Baca Juga: Ucapkan Selamat Idulfitri, Megawati Harap Rakyat Indonesia Jadi Pribadi Lebih Kuat
"Kita sebagai makhluk bernegara kembali ke fitrah dan memulai langkah baru menjalani hidup dengan baik," kata Mahfud.
Penulis : Vidi Batlolone Editor : Desy-Afrianti
Sumber : Kompas TV