Pesan Paskah PGI: Jadikan Perayaan Paskah sebagai Kebangkitan Menghadapi Pandemi
Agama | 17 April 2022, 00:05 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Persekutuan Gereja-Gereja Indonesia mengajak umat kristen untuk menjadikan perayaan Paskah sebagai refleksi kebangkitan dari pandemi Covid-19.
Ketua Umum PGI Gomar Gultom menilai perayaan Paskah yang kini bisa diikuti oleh jemaat menjadi awal kebangkitan dalam dua tahun terakhir.
Kesulitan dalam dua tahun terakhir telah dilewati bersama, kesulitan dan beban berat dalam menghadapi Pandemi Covid-19 menjadi hikmat dalam merefleksikan diri untuk lebih dekat kepada Tuhan.
Baca Juga: Perayaan Paskah Tahun Kedua Tanpa Tradisi Easter Egg Roll, Tetap Ada Kelinci Paskah di Gedung Putih
"Apa pun kesulitan dan beban berat yang kita pikul pada saat ini, kasih Allah yang telah dinyatakan kepada kita melalui kematian dan kebangkitan Kristus selalu beserta kita," ujar Gomar dalam pesan Paskah 2022, Sabtu (16/4/2022).
Gomar menilai berbagai goncangan, pandemi yang tidak berkesudahan, badai Seroja di Nusa Tenggara Timur dan bencana alam lainnya melemahkan iman kita sebagai orang percaya.
Banyak orang yang lebih memilih terpisah dari kasih Tuhan, asalkan tetap terikat dengan kenyamanan dunia ini.
Namun perlu diingat, kasih Tuhan selalu mengiringi langkah kita untuk terus maju dan membangun setiap reruntuhan.
Baca Juga: Ada Pulau Baru Pasca-Badai Seroja NTT, Warga: Kami Namai Pulau Paskah
"Umat Kristiani yang terkasih, merayakan Paskah artinya merayakan kasih Allah yang dicurahkan kepada kita melalui kematian dan kebangkitan Yesus Kristus, kasih yang memegang kita dengan erat dan kuat," ujar Gomar.
Gomar menambahkan dengan mensyukuri kasih yang menjadi kenyataan yang paling berharga, kita bisa merasa cukup, bersyukur, dan berbahagia, sekalipun banyak hal yang terambil.
Sekalipun di tengah kesulitan dan penderitaan, dengan kasih kita tidak terpuruk dalam kepahitan bahkan mengasihani diri sendiri. Sebaliknya kita akan mampu menjadi pemenang.
Baca Juga: PGI Tegaskan Tidak Ada Hubungan dengan Pria yang Minta 300 Ayat dalam Al Quran Dihapus
"Selama kasih Allah masih memegang erat-erat diri kita, selama itu juga kita dapat mengulurkan tangan menyalurkan kasih kepada sesama kita. Dengan demikian, hidup kita menjadi kesaksian bagi dunia ini, menjadi kabar baik dan kabar yang manis untuk saudara kita yang lain," ujar Gomar.
Penulis : Johannes Mangihot Editor : Hariyanto-Kurniawan
Sumber : Kompas TV