> >

Disbud DKI Tetapkan Gedung Pusat Riset Biologi Molekuler Eijkman Sebagai Bangunan Cagar Budaya

Sosial | 9 April 2022, 01:05 WIB
Gedung Lembaga Biologi Molekuler Eijkman yang kini bernama Pusat Riset Biologi Molekuler (PRBM) Eijkman di bawah naungan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN). (Sumber: brin.go.id)

Baca Juga: Vaksin Merah Putih Eijkman Dekati Proses Uji Praklinis

Kemudian bangunan Toko Kompak juga terletak di Pasar Baru dan ditetapkan sebagai BCB melalui Kepgub No 240 Tahun 2022. 

Di masa lalu, bangunan bergaya arsitektur China Selatan yang didirikan pada abad ke-19 ini merupakan rumah dari Majoor de Chinezeen ke-4 Batavia. Bangunan ini juga menjadi bagian dari lanskap budaya Jakarta. 

Selain itu, melalui Kepgub No. 241 Tahun 2022, Gubernur Provinsi DKI Jakarta juga menetapkan Bangunan Lembaga Biologi Molekuler Eijkman yang kini bernama Pusat Riset Biologi Molekuler Eijkman sebagai bangunan cagar budaya.

Gedung tersebut diperkirakan dibangun pada tahun 1911-1914, bangunan yang memiliki gaya arsitektur Nieuwe Kunst ini berperan penting dalam penelitian ilmiah penyakit tropis. 

Baca Juga: Bangunan Masjid Tua Zaman Belanda Masih Tertata Rapih

Selain itu, nilai penting yang menjadi alasan dari penetapan gedung Eijkman sebagai bangunan cagar budaya karena menjadi saksi bisu perkembangan ilmu pengetahuan di Indonesia dan merupakan pusat penelitian kedokteran tropis terkemuka di dunia pada masanya.

Masuknya Virus Corona di Indonesia membuat Lembaga Biologi Molekuler Eijkman turut ambil bagian dalam menanggulangi pandemi Covid-19.

Yakni dengan cara melakukan pemeriksaan sampel Covid-19 dan penelitian mengenai virus SARS-CoV-2.

Kini Lembaga Biologi Molekuler Eijkman masuk di bawah naungan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) dan berubah nama menjadi Pusat Riset Biologi Molekuler (PRBM) Eijkman.

Baca Juga: Usai Penemuan Sejumlah Fosil, Desa di Blora Dicanangkan Jadi Situs Cagar Budaya

"Kami berharap dengan ditetapkannya empat Bangunan Cagar Budaya ini dapat memberikan dampak
positif bagi bangunan bersejarah di Jakarta, dan masyarakat dapat lebih peduli serta menjaga
kelestarian bangunan dengan lebih baik lagi," ujar Iwan. 

 

Penulis : Johannes Mangihot Editor : Hariyanto-Kurniawan

Sumber : Kompas TV


TERBARU