Muncul Varian Omicron XE yang Lebih Menular, Apakah Bisa Picu Lonjakan Kasus? Ini Kata Kemenkes
Update corona | 6 April 2022, 14:41 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) angkat bicara terkait geger temuan Covid-19 varian Omicron XE.
Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung Kemenkes sekaligus Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Siti Nadia Tarmizi mengungkapkan varian Omicron XE pertama kali terdeteksi di Inggris pada 19 Januari 2022. Terbaru sudah lebih dari 600 kasus varian XE sejak ditemukan.
Dia menuturkan meski di Inggris terjadi peningkatan kasus Covid-19, namun adanya XE ini tidak memperlihatkan adanya lonjakan yang signifikan.
"Kalau kita lihat sub varian XE ini terdeteksi pertama kali di Inggris pada sampel di 19 Januari 2022, dan memang kalau kita lihat (angka kasus) tidak sampai 1.000 melainkan di angka lebih dari 600-an," kata Nadia dalam program Sapa Indonesia Pagi, KompasTV, Rabu (6/4/2022).
"Kalau kita lihat angka di Inggris walaupun terjadi peningkatan kasus tidak terjadi lonjakan yang disignifikan," ucapnya.
Diketahui, varian XE merupakan rekombinasi dari varian omicron asli, BA.1 dan subvarian BA.2 yang sering disebut sebagai omicron siluman.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebut tingkat penularan Omicron XE sekitar 10 persen lebih tinggi dari Omicron BA.2. Namun, tentunya temuan awal tersebut masih perlu diteliti lebih lanjut oleh peneliti.
Tak hanya di Inggris, bahkan kini varian XE ditemukan di negara tetangga, Thailand, meski demikian Nadia menegaskan bahwa varian tersebut belum terdeteksi di Indonesia.
"Walaupun BA.1 dan BA.2 sudah ditemukan di kita, namun gabungannya saat ini belum, semoga saja kita tidak mendeteksinya. Kalaupun mendeteksinya, sama seperti negara lain, diharapkan tidak memberikan dampak ataupun tingkat keparahan," ujarnya.
Baca Juga: Omicron Bermutasi Munculkan Varian XE, Lebih Berbahaya?
Di sisi lain, Nadia meminta masyarakat tetap perlu waspada, terlebih pemerintah kini telah melonggarkan sejumlah aturan, teramasuk diperbolehkannya mudik Hari Raya Idul Fitri 2022.
"Dan yang menjadi tatangan di Indonesia, ini adalah kegiatan mudik Ramadan dan Hari Raya Idul Fitri 2022. Tentunya ini berbeda dengan Inggris kan tidak ada kegiatan yang mobilisasi besar," ungkapnya.
"Ini artinya yang harus kita waspadai dengan memperhatikan kondisi negara lain, serta yang terjadi di kita. Ini merupakan pelonggaran pertama yang cukup memiliki tantangan yang besar, di mana masyarakat yang mudik diprediksi bisa sampai dua kali lipat, 80 juta orang," ujarnya.
Satgas Covid-19 Imbau Masyarakat Tak Panik
Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito mengimbau masyarakat tidak perlu takut berlebih terkait adanya Covid-19 varian XE.
"Karena rekombinasi virus bukan merupakan hal baru dan sudah banyak terjadi termasuk pada virus selain Covid-19," kata Wiku dalam keterangan pers secara daring, Selasa (5/2).
Terlebih lagi, kata dia, ketakutan yang berlebihan pun akan berpengaruh pada imunitas tubuh menghadapi berbagai ancaman penularan penyakit di sekitar.
"Untuk itu, Pemerintah selalu memantau dan menggunakan data terkini dengan tetap mengedepankan prinsip kehati-hatian dalam berbagai penyesuaian kebijakan," kata Wiku.
Baca Juga: Menkes Sebut Kasus Subvarian Omicron BA.2 Sedang Tinggi di Eropa, Bagaimana di Indonesia?
Penulis : Isnaya Helmi Editor : Desy-Afrianti
Sumber : Kompas TV