Anggota TNI dan Istrinya Dibunuh, KSAD Perintahkan Pangdam Cendrawasih: Kejar Pelaku Sampai Ketemu!
Kriminal | 31 Maret 2022, 20:30 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Dudung Abdurachman buka suara terkait insiden pembunuhan yang menimpa anggota TNI AD Sertu Eka Andriyanto beserta istrinya di Elelim, Papua.
Karena itu ia langsung memerintahkan Pangdam XVII/Cenderawasih untuk mengejar pelaku pembunuhan terhadap Babinsa Sertu Eka Andriyanto beserta istrinya tersebut.
Baca Juga: Anggota TNI dan Istrinya Dibunuh Orang Tak Dikenal di Papua, Anaknya yang Balita 2 Jarinya Putus
"Kejar pelaku penembakan sampai ditemukan dan lakukan proses secara hukum," kata Jenderal Dudung melalui keterangan resminya, di Jakarta, Kamis (31/3/2022).
Jenderal Dudung mengaku mengutuk keras tindakan biadab yang dilakukan oleh sekelompok orang tak dikenal itu, sehingga mengakibatkan Sertu Eka dan istrinya tewas.
Lebih lanjut, mantan Pangkostrad itu juga mengeluarkan perintah kepada seluruh prajurit TNI AD yang melaksanakan tugas di daerah operasi.
Dudung menegaskan kepada jajarannya untuk tidak ragu-ragu bertindak tegas terhadap pihak-pihak tertentu yang mengancam keselamatan pribadi maupun masyarakat sekitar.
Baca Juga: Panglima Jenderal Andika Perkasa Tegaskan Keturunan PKI Boleh Daftar Jadi Prajurit TNI
Selain itu, ia juga meminta kepada anggotanya untuk terus meningkatkan kewaspadaan dalam setiap pelaksanaan tugas.
Selaku pimpinan TNI AD, Jenderal Dudung menyampaikan turut berbela sungkawa sedalam-dalamnya kepada keluarga korban.
Jenderal Dudung berjanji akan mengurus hak-hak almarhum Sertu Eka serta akan memperhatikan masa depan keluarganya tersebut.
Sebelumnya, anggota TNI AD bernama Sertu Eka Andriyanto dibunuh sekelompok orang tak dikenal pada Kamis (31/3/2022) sekitar pukul 06.00 WIT.
Selain Sertu Eka, istrinya bernama Sri Lestari juga dilaporkan meninggal dunia di tempat karena dianiaya oleh pelaku yang sama.
Baca Juga: Anggota Komisi I DPR Dukung Kebijakan Jenderal Andika Bolehkan Keturunan PKI Daftar TNI
Komandan Korem 172/PWY Brigjen TNI Izak Pangemanan mengungkapkan korban Sertu Eka merupakan Babinsa di Pos Koramil Yalimo.
Sedangkan istrinya Sri Lestari diketahui berprofesi sebagai tenaga kesehatan atau tepatnya bidan yang berdinas di Elelim, Papua.
Brigjen Izak mengatakan, berdasarkan laporan yang diterima pihaknya, ada kelompok bersenjata yang menyerang anggotanya itu beserta keluarganya.
Menurut dia, penyerangan terhadap Sertu Eka dan istrinya itu terjadi saat kedua korban tengah berada di ruko milik mereka yang berada di Elelim.
Baca Juga: Jenderal Andika Perkasa Hapus Larangan Keturunan PKI jadi TNI, Pengamat: Ini Terobosan Cerdas
Karena penyerangan itu, lanjut Izak, Sertu Eka tewas di tempat dengan luka tembak.
Sedangkan istrinya kehilangan nyawa akibat dianiaya menggunakan benda tajam.
Tak hanya itu, Izak menambahkan, anak pasangan suami istri tersebut, Elvano Putra juga turut menjadi korban.
Balita berusia 2,5 tahun itu dilaporkan dua jarinya putus akibat terkena tebasan senjata tajam saat berada dalam gendongan ibunya.
Brigjen Izak mengatakan, kejadian ini merupakan yang pertama kali, seorang anggota TNI AD diserang kelompok bersenjata bersama istrinya, hingga keduanya kehilangan nyawa di tempat.
Baca Juga: KKB Kembali Berulah, Tembak Mati Anggota Koramil Yalimo Papua
Sampai saat ini, Brigjen Izak mengaku belum mengetahui siapa pelaku penyerangan terhadap Sertu Eka berserta keluarganya itu.
"Belum diketahui siapa pelakunya karena saat ini masih diselidiki, apalagi kedua pasutri sudah bertugas di Elelim cukup lama," kata Izak.
Brigjen Izak menambahkan, pihaknya sempat menemukan satu selongsong peluru yang diduga berasal dari senjata serbu AK-47 berkaliber 7,52 mm di lokasi kejadian.
Adapun jenazah Sertu Eka Andriyanto akan disemayamkan di Markas Korem 172/PWY di Waena, Jayapura.
Jenazah korban akan dimakamkan di kampung halamannya di Jawa Timur.
Baca Juga: Detik-detik Penangkapan Toni Tabuni, Pimpinan KKB Pelaku Pembunuhan Kabinda Papua
"Pasangan suami-istri ini meninggalkan dua orang anak balita," kata Izak Pangemanan.
Penulis : Tito Dirhantoro Editor : Deni-Muliya
Sumber : Kompas TV/Antara