PKB Nilai Amarah Jokowi di Depan Umum Kurang Pantas: Anak Buahnya Tidak Sanggup Bekerja
Peristiwa | 31 Maret 2022, 08:50 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) berpendapat kemarahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di depan umum perihal rendahnya pembelian produk dalam negeri dan tingginya impor oleh kementerian dan lembaga sebagai tindakan yang kurang pantas.
Demikian Wakil Ketua Umum PKB Jazilul Fawaid dalam keterangannya di Satu Meja KOMPAS TV, Rabu (30/3/2022).
“Di kepemimpinan itu, marah itu sudah tindakan yang kurang pantas dilakukan oleh seorang pemimpin, marah di depan umum,” kata Jazilul.
“Nah, tetapi karena kejengkelan dan mewakili masyarakat, karena ekonomi yang lamban, karena pertumbuhan karena juga penggunaan barang dalam negeri yang kurang dipakai maka presiden mengambil langkah yang kurang pantas, anak buahnya tidak sanggup bekerja” tambah Jazilul.
Baca Juga: Jokowi Geram Kementerian dan Lembaga Beli Barang Impor: Bodoh Sekali Kita
Padahal, lanjut Jazilul, pemimpin memamerkan kemarahan di publik sama dengan mengajarkan rakyat untuk marah-marah.
“Kalau memamerkan kemarahan, nanti rakyatnya juga akan ikut marah-marah, ya artinya tanpa solusi perbaikan, hanya sekadar marah,” ujar Jazilul.
Oleh karena itu, Jazilul berharap kemarahan Presiden Jokowi yang secara detail membuahkan perbaikan pada kinerja pemerintahannya.
Sebab, jika tidak, maka itu berarti tidak ada perbaikan dan hanya sekadar marah-marah.
“Yang terpenting ada perbaikan setelah itu, nah itu yang ditunjukkan oleh Presiden, saya bisa melakukan reshuffle loh, saya bisa melakukan tindakan loh kalau ternyata itu tidak dituruti juga, tidak ada perbaikan, berarti ada yang bandel situ,” ujarnya.
Sementara itu, Politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Mustafa Kamal menuturkan, kemarahan Presiden Jokowi seyogyanya membuat sejumlah menteri hingga dirut BUMN malu dan mundur dari jabatannya.
Baca Juga: Jokowi Marahi Menkes, Mentan hingga TNI-Polri yang Masih Beli Produk Impor: Jangan Diteruskan!
“Kalau di negara-negara lain dikritik oleh rakyat melakukan kelalaian sedikit saja mundur ini presidennya sendiri tunjuk hidung, namanya disebut, barang disebut, tempat harus beli disebut, kan harus malu dong menteri-menteri itu, dirut bumn, kepala-kepala daerah, malu dong,” ujarnya.
Apalagi, lanjut Mustafa, Jokowi sampai menggunakan kata bodoh untuk mengungkapkan kejengkelan dan amarahnya secara terang benderang.
“Kalau sudah disebut bodoh, itu kalimat yang saya kira di DPR aja susah diucapkan itu pada menteri-menteri, apalagi masyarakat diancam dengan UU ITE penghinaan kepada negara nanti ada pasal pencemaran nama baik,” ucap Mustafa.
Penulis : Ninuk Cucu Suwanti Editor : Fadhilah
Sumber : Kompas TV