Video Detik-Detik Kelahiran Badak Sumatera di Taman Nasional Way Kambas, Sangat Kritis Hampir Punah
Peristiwa | 30 Maret 2022, 05:40 WIBWAY KAMBAS, KOMPAS.TV - Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) mengumumkan lahirnya seekor Badak Sumatera betina di Suaka Badak Sumatera yang berlokasi di Taman Nasional Way Kambas pada Kamis, 24 Maret 2022 pukul 11.44 WIB.
Badak Sumatera (Dicerorhinus sumatrensis) saat ini statusnya sangat kritis dan terancam punah, menurut Uni Internasional untuk Konservasi Alam (International Union for Conservation of Nature and Natural Resources).
Menurut berbagai informasi ilmiah, jumlah Badak Sumatera secara total saat ini kurang dari 80 ekor, baik di dalam suaka maupun di habitat asli mereka.
Inilah video detik-detik kelahiran Badak Sumatera di Taman Nasional Way Kambas (TNWK).
Baca Juga: Badak Sumatera Kembali Lahir di Way Kambas, Sukses Indonesia Selamatkan Satwa Kritis Terancam Punah
Direktur Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem KSDAE Kementerian LHK Wiratno mengatakan, kelahiran anak badak Rosa ini menambah jumlah badak yang berada di dalam Suaka Rhino Sumatera (SRS) TNWK menjadi delapan ekor.
“Kelahiran Badak sumatera ini merupakan sebuah kabar gembira di tengah upaya Pemerintah Indonesia dan mitra kerja meningkatkan populasi badak Sumatera,” kata Wiratno, Senin (28/3/2022).
Selain badak Rosa, badak lain yang saat ini menempati SRS TNWK adalah Bina (betina), Ratu (betina), Andalas (jantan), Harapan (jantan), Andatu (jantan), dan Delilah (betina).
Baca Juga: Kisah Badak Sumatera Rosa, 8 Kali Keguguran dan Punya Perilaku Berbeda dari Satwa Liar Lain
Badak Sumatera betina bernama Rosa adalah induk dari anak badak yang lahir pada 24 Maret lalu di SRS TNWK.
Ada yang spesial dari Badak Rosa. Perilakunya sangat berbeda dengan satwa liar lain yang hidup di habitat aslinya.
Sejak 2004, badak Rosa sering muncul di jalan, kebun, kampung, dan bertemu dengan kendaraan serta manusia di kawasan Taman Nasional Bukit Barisan Selatan.
Perilaku badak Rosa yang tidak takut dengan manusia berpotensi mengancam keselamatannya, serta kemungkinan terjangkit penyakit dari hewan ternak.
Untuk itu, diputuskan bahwa badak Rosa perlu diselamatkan dan ditranslokasi. Sejak 25 November 2005, badak Rosa mulai menempati SRS TNWK.
Program reproduksi badak Rosa menemui tantangan disebabkan perilakunya yang lebih merasa aman ketika dekat dengan manusia.
Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Edy-A.-Putra
Sumber : Kompas TV/YABI/Biro Humas Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan