Sosok Habib Ali Kwitang, Ulama Berpengaruh di Tanah Betawi
Sosok | 15 Maret 2022, 12:49 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Namanya lebih dikenal dengan Habib Ali Kwitang. Kwitang diambil dari nama dari sebuah nama di daerah Senen, Jakarta Pusat.
Di tempat ini pula, Habib Ali dikenal dan menyebarkan luaskan Islam di tanah Betawi dan jejaknya begitu kuat hingga kini.
Nama asli Habib Ali Kwitang adalah Habib Ali bin Abdurrahman al-Habsyi. Ia lahir di Jakarta, 20 April 1870 atau 20 Jumadilula 1286, wafat di Jakarta, 13 Oktober 1968.
Dalam buku 27 Habaib Berpengaruh di Betawi karya Rahmad Zailani Kiki dkk (Jakarta Islamic Centre, 2020) dikisahkan Habib Ali Kwitang sudah pergi Ke Hadramaut dan Makkah sejak beliau, di usia 11 tahun untuk mendalami agama.
Hadramaut adalah sebuah daerah yang dikenal juga dengan nama Yaman, sebuah negeri tempat Islam sunni bersemayam dan merupakan rujukan umat Islam di Indonesia yang kebanyakan bermazhab Syafi’i. Banyak ulama Indonesia berguru ke sana.
Di Hadramaut, tempat pertama yang ditujunya ialah ke rubath Habib ‘Abdur Rahman bin ‘Alwi al-’Aydrus. Di sana ia menekuni belajar dengan para ulama ternama, di antaranya Habib Muhammad bin Husain al-Habsyi (Mufti Makkah), Sayyid Abu Bakar al-Bakri Syatha ad-Dimyati, (pengarang kitab I’aanathuth Thoolibiin) Syaikh Muhammad Said Babsail, Syaikh ‘Umar Hamdan. Ketiganya merupakan ulama berpengaruh dalam tradisi sunni kontemporer.
Baca Juga: 3 Ulama Indonesia yang Jadi Imam Besar Masjidil Haram
Jejak di Tanah Air, Khususnya di Tanah Betawi
Di Jakarta, Habib Ali Kwitang dikenal juga sebagai salah seorang mahaguru majelis Taklim. Muridnya tersebar dan mendirikan banyak majelis taklim di seantero Jabodetabek, bahkan di banyak tempat di tanah air.
Habib Ali Kwitang di samping dikenal sebagai pribadi yang alim, ia dikenang masyarakat sebagai pencetus maulid akhir Kamis bulan Rabiul Awwal setelah wafatnya Habib Muhammad bin Idrus Al-Habsyi sejak 1338 H/1920 M sampai 1355 H/1937 M di madrasah Jamiat Kheir.
Habib Ali Kwitang dikenal lagi karena dakwah beliau yang meneduhkan dan disukai Jemaah. Salah satunya, lewat pengajian tetap di Majlis Taklim Kwitang yang diadakan setiap hari Minggu pagi.
Majelis ilmu ini sampai sekarang masih eksis, padahal sudah dimulai kurang lebih 70 tahun yang lalu. Di pelbagai daerah di Jakarta, majelis taklim yang didirikan oleh murid-murid Habib Ali Kwitang juga begitu begitu banyak sampai saat ini.
Baca Juga: Sekolah Indonesia Makkah, Hasil Perjuangan Ulama Indonesia
Membangun Masjid di Kwitang, Jadi Pusat Islam di Betawi
Pada 1940-an, Habib Ali juga membangun Masjid Al-Riyadh di Kwitang serta di samping masjid tersebut didirikannya sebuah madrasah yang diberi nama Madrasah Unwanul Falah.
“Tanah yang digunakan untuk membangun masjid tersebut merupakan wakaf yang sebagian diberikan oleh seorang Betawi bernama Haji Jaelani (Mad Jaelani) asal Kwitang. Tak terhitung jumlah ulama Betawi yang pernah menjadi muridnya atau pernah belajar di madrasah yang didirikannya,” tulis buku 27 Habaib Berpengaruh di Betawi.
Di antara muridnya yang terkenal adalah KH. Andullah Syafi’i (pendiri majlis taklim Assyafi'iyah) KH. Thahir Rohili (pendiri majlis taklim Ath-Thahiriyah) dan ulama KH. Fathullah Harun (ayah dari Dr. Musa Fathullah Harun, seorang bekas pensyarah UKM).
Di samping itu, dalam catatan buku tersebut, Habib Ali Kwitang juga berdakwah ke Singapura, Malaysia, India, Pakistan, Srilangka, dan Mesir. Maka tak heran ia merupakan tokoh ternama pada zamannya.
Bisa dipastikan siapa pun ulama dan dari mana pun asalnya, jika berkunjung ke Jakarta maka mereka menyempatkan diri berkunjung ke Kwitang.
Baca Juga: 5 Nama Ulama yang Diabadikan Jadi Nama Jalanan di DKI Jakarta
Habib Ali Kwitang, Jadi Tempat Ziarah wisata Religi
Habib Ali Kwitang meninggal pada tanggal 20 Rajab 1388 H (Oktober 1968) dalam usia 102 tahun. Dikutip dari situs resmi turisme Jakarta, ketika wafatnya Habib Ali Kwitang itu, TVRI menjadi satu-satunya stasiun televisi yang menyiarkan berita duka cita.
Digambarkan, ribuan orang berbondong-bondong melakukan takziah ke kediamannya di Kwitang, Jakarta Pusat, yang sekaligus menjadi majelis taklim tempat ia mengajar. Mulai dari pejabat hingga para ulama dari luar Indonesia.
Kini, Makam Habib Ali Kwitang sangat ramai dikunjungi ketika Haul Shohibul Maqom yaitu pada tanggal 20 Rabiul Awal. Selain itu juga makam Habib Ali ramai dikunjungi pada hari minggu pagi, bertepatan dengan pengajian rutin mingguan Majelis Taklim Kwitang.
Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan pada 2021 lalu mengusulkan nama Habib Ali Kwitang yang bernama asli Habib Ali Alhabsyi bin Abdurrahman ini sebagai nama jalan pengganti jalan Kembang III di Kwitang, Jakarta Pusat.
Hal tersebut untuk memberi tempat kepada para tokoh Betawi. Mengingat budaya Betawi merupakan salah satu unsur masyarakat yang memfasilitasi peristiwa penting dalam perjalanan bangsa dan negara Indonesia di Jakarta.
"Masyarakat Betawi ini memfasilitasi terjadinya proses persenyawaan antar unsur berbagai bangsa yang terjadi di kota ini," ujarnya.
Di tempat itu pula, terdapat makam Habib Ali Kwitang, lebih tepatnya di masjid Al-Riyadh Kwitang. Tempat ini juga menjadi salah satu wisata religi yang paling banyak dikunjungi di Jakarta.
Penulis : Dedik Priyanto Editor : Iman-Firdaus
Sumber : Kompas TV