Peneliti BRIN Sebut Ada Potensi Perbedaan Awal Ramadan 2022, Ini Penjelasannya
Peristiwa | 6 Maret 2022, 08:36 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV — Peneliti Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Thomas Djamaluddin menyatakan ada potensi perbedaan awal Ramadan 2022 antara Muhammadiyah dan kebijakan pemerintah.
Menurut Thomas Djamaludian, awal Ramadan 2022 yang nantinya akan diumumkan pemerintah melalui sidang isbat berpotensi jatuh pada Minggu, 3 April.
Sementara itu, lanjutnya, hal itu berbeda dengan Muhammadiyah yang telah mengumumkan awal Ramadan 2022 dilaksanakan pada 2 April.
"Sangat mungkin Sidang Isbat pada 1 April 2022 akan memutuskan 1 Ramadan 1443 jatuh pada 3 April, berbeda dengan Muhammadiyah yang mengumumkan 1 Ramadan 1443 jatuh pada 2 April 2022," kata Thomas Djamaludin dalam blog pribadinya, dikutip Minggu (6/3).
Thomas yang merupakan Profesor Riset Astronomi-Astrofisika, Pusat Riset Antariksa BRIN, menyatakan, perbedaan tersebut disebabkan hasil pantauannya dengan melihat ketinggian bulan.
Menurut pengamatannya, pada 1 April hilal terlalu rendah untuk diamati. Bahkan umumnya tinggi bulan di wilayah Indonesia kurang dari 2 derajat.
Baca Juga: Muhammadiyah Resmi Tetapkan Awal Puasa Ramadan 1443 H Jatuh pada Sabtu 2 April 2022
Itu artinya, pengamatan hilal atau rukyatul hilal pada saat magrib tepat tanggal 1 April 2022 berpotensi tidak terlihat.
"Dengan menggunakan kriteria lama, memang kondisi itu sudah dianggap masuk tanggal baru. Tetapi, dengan perhitungan yang lebih akurat, misalnya dari Accurate Times, memang di kawasan barat Indonesia pun tinggi bulan pada 1 April 2021 umumnya di bawah 2 derajat," jelas Thomas.
Bahkan, dari data hisab perhitungan astronomi, ia menyebut, di Surabaya, Jakarta, dan Medan menunjukkan tinggi bulan atau Topographic Moon Altitude di tanggal 1 April 2022 kurang dari 2 derajat.
Selain itu juga, Thomas yang juga Anggota Tim Unifikasi Kelender Hijriyah, Kementerian Agama (Kemenag) menyebut berdasarkan pantauannya hilal pada 2 April 2022 baru mencapai sedikit di atas 2 derajat sebagaimana terpantau di Pelabuhan Ratu.
"Kalau pun ada yang melaporkan menyaksikan, itu sangat meragukan sehingga berpotensi ditolak saat sidang isbat. Sehingga berdasarkan rukyat, 1 Ramadhan 1443 kemungkinan besar pada 3 April 2022," jelas mantan Kepala LAPAN itu.
Perlu diketahui, sejak awal 2022 Kementerian Agama mengadopsi Kriteria Baru MABIMS untuk penetapan tanggal baru, yaitu tinggi bulan minimal 3 derajat dan elongasi minimal 6,4 derajat.
Dengan kriteria baru tersebut, posisi bulan di wilayah Indonesia dan negara-negara Brunei Darussalam, Malaysia, dan Singapura (negara-negara MABIMS) pada 1-2 April 2022 belum memenuhi kriteria tanggal baru.
"Kalau pun ada yang melaporkan menyaksikan (hilal pada 1-2 April), itu sangat meragukan sehingga berpotensi ditolak saat sidang itsbat. Sehingga berdasarkan rukyat, 1 Ramadhan 1443 kemungkinan besar pada 3 April 2022," pungkasnya.
Diberitakan KOMPAS.TV sebelumnya, Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah menetapkan awal puasa Ramadan 1443 Hijiriah tahun ini jatuh pada Sabtu, 2 April 2022. Pada tanggal ini pula ditetapkan sebagai awal puasa Ramadan.
Pengumuman berdasarkan Maklumat PP Muhammadiyah dengan No 01/MLM/I.0/E/2022 tentang Penetapan Hasill Hisab Ramadan, Syawal, dan Zulhijah 1443 Hijriah.
Maklumat ini ditandangani oleh Prof Haedar Nashir selaku Ketua Umum PP Muhammadiyah dan Agung Danarto, M.Ag selalu sekretaris.
“Pimpinan Pusat Muhammadiyah dengan ini mengumumkan awal Ramadan, Syawal, dan Zulhijah 1443 Hijriah berdasarkan hasil hisab hakiki wujudul hilal yang dipedomani oleh Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah,” tulis Maklumat tersebut.
“Awal puasa atau 1 Ramadan 1443 H jatuh pada hari Sabtu Pon, 2 April 2022 Masehi,” sambung maklumat tersebut.
Baca Juga: Doa Bulan Syaban, Berharap Umur Panjang dan Dipertemukan Bulan Ramadan
Penulis : Nurul Fitriana Editor : Gading-Persada
Sumber : Kompas TV