4 Pesan Presiden Jokowi yang Jadi Sorotan Saat Rapim TNI-Polri: Dari Demokrasi hingga Grup WhatsApp
Peristiwa | 2 Maret 2022, 08:01 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Beberapa pesan yang disampaikan Presiden Joko Widodo ketika memberi sambutan pada Rapat Pimpinan TNI-Polri 2022 di Markas Besar TNI, Selasa (1/3/2022) kemarin menjadi sorotan.
Pesan tersebut di antaranya adalah terkait anggota TNI atau Polri yang berdebat perihal perpindahan ibu kota negara (IKN) di grup WhatsApp, demokrasi, berhati-hati mengundang penceramah, hingga teknologi.
Presiden Jokowi menyampaikan empat poin pesan tersebut usai mengawali sambutannya. Menurutnya hal itu berkaitan dengan kondisi yang terjadi di tubuh militer dan kepolisian.
Merangkum gelaran Rapat Pimpinan TNI-Polri 2022 kemarin, berikut empat pesan Jokowi yang jadi sorotan.
TNI-Polri tak ada demokrasi, Jokowi ingin disiplin tinggi
Kepala Negara mengungkapkan aparat TNI dan Polri tak ikut dalam urusan demokrasi. Disiplin bagi TNI dan Polri, menurut Jokowi berbeda dengan masyarakat sipil.
"Yang namanya disiplin tentara, yang namanya disiplin di kepolisian itu berbeda dengan masyarakat sipil, sangat beda sekali," tuturnya.
"Tidak bisa yang namanya tentara, yang namanya polisi itu ikut dalam urusan demokrasi," lanjut Jokowi.
"Dengan berbicara masalah demokrasi, tidak ada namanya di tentara-kepolisian, enggak ada," tegasnya.
Baca Juga: Reaksi Mabes TNI Usai Ditegur Keras Jokowi Soal Disiplin hingga Perdebatan Tak Setuju IKN di Grup WA
"Hal seperti ini harus mulai dikencangkan lagi, supaya masyarakat itu melihat dan bisa kita bawa juga ke arah kedisiplinan nasional."
Presiden menyoroti kedisiplinan nasional saat ini masih lemah, dan meminta TNI dan Polri untuk memberikan contoh.
"Saya minta pada jajaran TNI-Polri untuk bisa memberikan contoh kepada masyarakat, urusan yang satu ini, kedisiplinan nasional," kata Jokowi.
Hati-hati undang penceramah
Jokowi mengevaluasi aktivitas istri para tentara dan polisi dan mengingatkan untuk berhati-hati dalam mengundang penceramah.
Hal ini disampaikan Presiden berkaitan dengan kedisiplinan personel di masing-masing instansi.
"Ibu-ibu (istri personel TNI-Polri) kita juga sama, kedisiplinannya juga harus sama. Menurut saya, enggak bisa ibu-ibu itu memanggil, ngumpulin ibu-ibu yang lain memanggil penceramah semaunya atas nama demokrasi," ujar Jokowi.
Baca Juga: Tak Hadiri Rapim TNI-Polri 2022, Panglima TNI Andika Perkasa Dikabarkan Positif Covid-19
Ia mengatakan seluruh kegiatan mulai dari mikro hingga makro harus dikoordinir oleh kesatuan.
"Sekali lagi di tentara, di polisi tidak bisa begitu. Harus dikoordinir oleh kesatuan, hal-hal kecil tadi, makro dan mikronya. Tahu-tahu mengundang penceramah radikal, nah hati-hati," lanjutnya.
Perihal debat soal IKN dan grup WhatsApp
Presiden Jokowi menyinggung perihal proses pemindahan ibu kota negara (IKN). Ia mengingatkan terkait kesetiaan tentara yang harus tegak lurus dengan atasan.
Jokowi mencontohkan, jika ada kebijakan yang jadi polemik di masyarakat seperti IKN, diperdebatkan di grup WhatsApp.
"Saya lihat di WA grup, kalau di kalangan sendiri boleh, hati-hati. Kalau dibolehkan dan kalau diterus-teruskan hati-hati. Misalnya bicara mengenai IKN, enggak setuju IKN, apa," ujar Jokowi.
"Itu sudah diputuskan pemerintah dan disetujui DPR. Kalau di dalam disiplin TNI-Polri sudah tidak bisa diperdebatkan. Apalagi di WA grup dibaca gampang. Hati-hati," lanjutnya.
Meski percakapan itu merupakan hal kecil, kondisi tersebut jelas Jokowi dapat membesar dan berdampak pada kedisiplinan TNI dan Polri.
Baca Juga: Guru Besar UIN: Wajar Grup Whatsapp TNI-Polri Bahas IKN
Jokowi kembali menekankan agar tentara dan polisi memiliki hal kedisiplinan yang tinggi yakni dibatasi oleh aturan pimpinan. Beda dengan sipil.
"Ini perlu saya ingatkan, di seluruh dunia tentara punya aturan sendiri. Kitab undang-undang disiplin tentara, yang intinya kalau kita lihat, intinya adalah kesetiaan tegak lurus. Saya baca ini apa sih intinya? kesetiaan tegak lurus," ujar Presiden.
Minta TNI-Polri kuasai teknologi digital
Presiden memberikan masukan kepada jajaran TNI-Polri untuk menyesuaikan dan mengikuti perkembangan zaman yang serba digital.
"Ini harus sudah kita bawa, yang namanya talent digital itu harus. Di TNI-Polri harus memiliki talent digital karena eranya sudah seperti ini," ujar Jokowi.
Para personel TNI-Polri sebut Jokowi harus bisa menguasai teknologi seperti load computing, digital design, hingga digital marketing.
"Karena nanti keseharian kita bergelut dengan itu," tuturnya Jokowi.
Penulis : Danang Suryo Editor : Purwanto
Sumber : Kompas TV