Mensesneg Sampaikan Dukacita Meninggalnya Arifin Panigoro: Semoga Mendapat Tempat Terbaik
Berita utama | 28 Februari 2022, 12:46 WIB
JAKARTA, KOMPAS.TV- Menteri Sekretariat Negara (Mensesneg) Pratikno menyampaikan dukacita atas berpulangnya anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) Arifin Panigoro.
“Innalillahi wa innailaihi rajiun, mari kita doakan bersama, semoga almarhum Bapak Arifin Panigoro mendapat tempat terbaik di sisi Allah SWT,” kata Mensesneg Pratikno sebagaimana dikutip dari Antara, Senin (28/2/2022).
Arifin Panitogoro meninggal dunia pada usia 76 tahun di Amerika Serikat pada Minggu (27/2) pukul 14.29 waktu Rochester Minneapolis atau Senin (28/2) pukul 03.29 WIB.
Anggota Wantimpres tersebut menghembuskan nafas terakhirnya setelah mendapatkan perawatan intensif di rumah sakit setempat.
Dalam rekam prestasinya, kata Pratikno, Arifin Panigoro pernah dianugerahi Tanda Kehormatan Bintang Mahaputera Nararya, berdasarkan Keppres 72/TK/TH 2019 tanggal 13 Agustus 2019.
Baca Juga: Profil Arifin Panigoro, Raja Minyak yang Jadi Wantimpres Jokowi
“Bintang Mahaputera ini diberikan bagi putra/putri Indonesia yang telah memberikan darma bakti yang membawa manfaat besar kepada nusa dan bangsa,” tambah Pratikno.
Jenazah Arifin Panigoro akan diterbangkan ke Indonesia dan menurut rencana akan disemayamkan di rumah duka Griya Jenggala – Jl. Jenggala 1 No. 2, Kebayoran Baru, Jakarta.
Selain tercatat sebagai Anggota Wantimpres, Arifin Panigoro juga dikenal sebagai pendiri dan pemilik MedcoEnergi, perusahaan pertambangan minyak dan gas bumi swasta terbesar di Indonesia.
Tak hanya itu, Arifin Panigoro juga tercatat berada di urutan ke-47 orang terkaya di Indonesia versi Forbes.
Dalam karir politiknya, Arifin dikenal sebagai sosok yang dekat dengan kalangan mahasiswa. Arifin, pernah dituduh menggagalkan Sidang Umum MPR yang hendak melantik Soeharto menjadi presiden untuk ketujuh kalinya pada tahun 1998.
Baca Juga: Arifin Panigoro dan Perjuangan Menggagas Liga Primer Indonesia
Kala itu, ia melakukan pertemuan dengan sejumlah tokoh politik di Hotel Radison, Yogyakarta. Saat aksi mahasiswa kian memanas dan meminta Soeharto turun, Arifin memberikan bantuan logistik kepada para mahasiswa yang melakukan demonstrasi di Gedung DPR.
Arifin juga tercatat bergabung dengan partai politik PDIP dan mencalonkan diri sebagai anggota DPR untuk daerah pemilihan Kabupaten Tangerang pada tahun 1999.
Namun kemudian, pada 2005, ia mengundurkan diri dari DPR dan PDIP, lalu membentuk Partai Demokrasi Pembaruan.
Penulis : Ninuk Cucu Suwanti Editor : Iman-Firdaus
Sumber : Kompas TV