> >

Dampak Konflik Rusia-Ukraina bagi Indonesia: Siap-Siap Beban Subsidi BBM hingga Elpiji Ikut Naik

Berita utama | 27 Februari 2022, 14:31 WIB
Tentara Ukraina berjalan melewati puing-puing truk militer yang terbakar di jalanan Ibu Kota Kiev, Ukraina, Sabtu, 26 Februari 2022. Pemerintah Ukraina memerintahkan penduduk untuk berlindung saat pasukan Rusia menyerbu ke arah ibu kota Ukraina, Sabtu. (Sumber: AP Photo/Efrem Lukatsky)

JAKARTA, KOMPAS.TV — Dampak konflik Rusia-Ukraina akan dirasakan Indonesia salah satunya pada naiknya pos subsidi pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), khususnya untuk BBM dan elpiji.

Menurut Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik, dan Kerja Sama Kementerian ESDM Agung Pribadi, krisis Ukraina menyebabkan naiknya harga minyak dunia yang kemudian berdampak pada APBN khususnya pada pos subsidi BBM dan elpiji.

"Beban subsidi, khususnya BBM dan elpiji juga meningkat dan bisa melebihi asumsi APBN 2022. Belum lagi biaya kompensasi BBM. Namun yang pasti, pemerintah terus mengamankan pasokan BBM dan elpiji," kata Agung dalam keterangan tertulisnya, Minggu (27/2/2022), seperti dilansir Antara.

Harga minyak mentah Indonesia atau Indonesian crude price (ICP) periode 1-24 Februari 2022 mengalami kenaikan.

ESDM mencatat, rata-rata harga ICP mencapai 95,45 dolar AS per barel pada periode tersebut atau jauh di atas asumsi APBN 2022 yang ditetapkan 63 dolar AS per barel.

Baca Juga: Harga BBM Nonsubsidi Naik Per Hari Ini 12 Februari 2022, Ini Rinciannya

"Data sementara ICP Februari 2022 per 24 Februari adalah 95,45 dolar AS per barel. Kalau harga minyak Brent, sudah lebih dari 100 dolar per barel," jelasnya.

Hingga saat ini, kata Agung, pihaknya terus memonitor dan mengantisipasi dampak kenaikan harga ICP. Tidak hanya harga minyak, tapi harga elpiji seperti CP Aramco.

Agung mengatakan, kenaikan ICP menyebabkan harga keekonomian BBM meningkat, sehingga menambah beban subsidi BBM dan elpiji serta kompensasi BBM dalam APBN.

Setiap kenaikan ICP satu dolar AS per barel berdampak pada kenaikan subsidi elpiji Rp1,47 triliun, subsidi minyak tanah Rp49 miliar, dan beban kompensasi BBM Rp2,65 triliun.

Sementara itu, subsidi BBM dan elpiji 3 kg dalam APBN 2022 ditetapkan sebesar Rp77,5 triliun dengan asumsi ICP 63 dolar per barel.

Sebagai informasi, saat ini harga BBM nonsubsidi di beberapa negara ASEAN jauh melebihi Indonesia.

Harga BBM nonsubsidi di Singapura mencapai Rp28.500/liter, Thailand Rp19.300/liter, Laos Rp19.200/liter, Filipina Rp18.500/liter, Vietnam Rp16.800/liter, Kamboja Rp16.500/liter, dan Myanmar Rp15.300/liter.

Agung menambahkan, kenaikan harga minyak dunia juga memberikan dampak terhadap subsidi dan kompensasi listrik, mengingat masih terdapat penggunaan BBM dalam pembangkit listrik.

Setiap kenaikan ICP satu dolar AS per barel berdampak pada tambahan subsidi dan kompensasi listrik sebesar Rp295 miliar.

Selain terhadap APBN, kenaikan harga minyak juga berdampak pada sektor lainnya khususnya transportasi dan industri yang mengonsumsi BBM nonsubsidi.

"Tren kenaikan harga minyak dunia, mengerek harga keekonomian BBM," tambah Agung.

Baca Juga: Harga Gas Elpiji Nonsubsidi Naik, Pertamina Jelaskan Penyebabnya

 

Penulis : Nurul Fitriana Editor : Edy-A.-Putra

Sumber : Antara


TERBARU