> >

Pengamat: Muhaimin Iskandar Usul Pemilu Ditunda karena Sadar Popularitas dan Elektabilitasnya Rendah

Politik | 24 Februari 2022, 09:07 WIB
Hasil Survei Litbang Kompas 17-30 Januari 2022 (Sumber: tangkapan layar kompas.id)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Pengamat Politik Lingkar Madani Indonesia (Lima Indonesia) Ray Rangkuti menilai, Ketua Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar mengusulkan pemilu ditunda karena sadar popularitasnya dan elektabilitasnya rendah atau jauh tertinggal dibandingkan kandidat lain.

Mengacu pada Survei Litbang Kompas yang dilaksanakan Januari 2022, memang tidak ada nama Muhaimin Iskandar pada papan nama calon presiden yang didukung publik untuk Pilpres 2024.

Demikian Ray Rangkuti merespons usulan Muhaimin Iskandar untuk menunda pemilu kepada KOMPAS TV, Kamis (24/2/2022).

“Mengapa Cak Imin mengutarakan ide ini? Pertama, karena ingin menempatkan Cak Imin sekaligus PKB dalam perbincangan publik. Popularitas dan elektabilitas Cak Imin tertinggal jauh dibandingkan dengan kandidat capres baik dari ketua parpol maupun non-parpol,” ujar Ray.

Baca Juga: Survei Litbang Kompas: Elektabilitas Andika Perkasa untuk Capres 2024 Lampaui Puan Maharani

“Ide unik ini akan menjadikan Cak Imin dan PKB dalam pusaran perbincangan,” tambahnya.

Di samping itu, kata Ray, Cak Imin sepertinya menyadari ide-ide menohok tidak dipergunakan oleh parpol-parpol maupun kandidat dalam menaikan popularitas maupun elektabilitas.

“Cak Imin melihat, ide-ide menohok tidak banyak dipergunakan oleh parpol atau kandidat capres dalam menaikan popularitas maupun elektabilitas,” kata Ray.

“Cak Imin memasuki ranah itu. Mengeluarkan isu tajam, kontroversial tapi terukur. Artinya, Cak Imin sangat paham bahwa ide yang disampaikan akan sulit terlaksana,” tambahnya.

Baca Juga: Survei Litbang Kompas: Elektabilitas Prabowo, Ganjar, dan Anies Semakin Meninggalkan Calon Lain

Atas dasar itu, Ray mencermati ide Muhaimin Iskandar menunda pemilu hingga dua tahun bukanlah hal yang serius.

“Saya tidak melihat ide Cak Imin (sapaan Muhaimin Iskandar) menunda pemilu hingga dua tahun sesuatu yang serius. Jelas, basis argumen, tujuan penundaan, dan reaksi publik atas hal itu akan sulit mewujudkan keinginan menunda pemilu,” ucap Ray.

“Belum lagi kerepotan untuk mengatur sistem kenegaraan dengan penundaan tersebut,” tambahnya.

Ray lebih lanjut meyakini alasan yang disampaikan Muhaimin Iskandar menunda pemilu untuk kemajuan dan pemanfaatan pertumbuhan ekonomi yang tidak akan terealisasi.

“Alih-alih kemajuan dan pemanfaatan pertumbuhan ekonomi yang kita dapatkan, tapi kisruh dan ketidakstabilan politik yang akan terjadi,” ujarnya.

Baca Juga: Soal Pemilu Ditunda, PDIP Sebut MPR Punya Hak Ubah UUD hingga Ungkit Pernyataan SBY

“Ujungnya, malah tujuan penundaan tidak tercapai. Sebaliknya, apa yang hendak ditepis itu justru yang dituai,” tambahnya.

Sebagaimana diketahui, Pemerintah telah menyepakati jadwal pemilu akan digelar 14 Februari 2024.

Namun, Muhaimin Iskandar secara tiba-tiba dalam katerangannya memberikan usulan agar jadwal pemilu 2024 ditunda sekitar 1-2 tahun.

Muhaimin Iskandar mengungkapkan, pernyataan tentang usulan penundaan pemilu bukan dilakukan tanpa dasar.

Usulan tersebut, katanya, berangkat dari hasil pertemuan tertutup dirinya dengan para pelaku UMKM, pebisnis, hingga analis ekonomi.

“Biar tidak terjadi freeze, untuk mengganti stagnasi selama dua tahun masa pandemi itu, ya setahunlah atau nggak dua tahun maksimal,” ujarnya.

Penulis : Ninuk Cucu Suwanti Editor : Fadhilah

Sumber : Kompas TV


TERBARU