Soal Pencopotan Andi Widjajanto dari Sekretaris Kabinet pada 2015, Masinton Beri Penjelasan
Politik | 22 Februari 2022, 06:30 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Setelah beberapa tahun, politikus PDIP Masinton Pasaribu menjawab anggapan PDIP menjadi salah satu pemicu dicopotnya Andi Widjajanto dari posisi Sekretaris Kabinet.
"Kewenangan melakukan pergantian atau dikenal reshuffle kabinet itu adalah kewenangan mutlak dari presiden," ujar Masinton mengawali penjelasannya, dalam pesan video yang diterima jurnalis KompasTV Elgeen Frydianto, Senin (21/2/2022).
Begitu pula dengan pencopotan Andi dari posisinya sebagai Sekretaris Kabinet pada 2015 silam, kemudian digantikan Pramono Anung, merupakan hak prerogatif presiden.
"Itu sepenuhnya adalah prerogatif, hak istimewa yang diberikan UUD kepada presiden. Tentu sesuai dengan kebutuhan dari presiden," ucapnya.
Baca Juga: Jokowi Lantik Andi Widjajanto Jadi Gubernur Lemhanas dan Arief Prasetyo Pimpin Badan Pangan Nasional
Masinton membantah ada tekanan dari partainya, PDIP, terhadap pencopotan Andi Widjajanto dalam reshuffle kabinet saat itu atau lainnya.
"Tentunya reshuffle tahun 2015 dan seterusnya, itu adalah mutlak oleh presiden dan tanpa ada tekanan dari partai politik manapun," tegasnya.
Pada Agustus 2015 silam, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mencopot Andi Widjajanto dari posisinya sebagai Sekretaris Kabinet dalam sebuah reshuffle kabinet.
Pencopotan tersebut dikabarkan merupakan desakan dari PDIP sebagai partai pengusung Jokowi. Andi dituding menjauhkan Jokowi dari PDIP.
Salah satu tudingan itu berasal dari Masinton Pasaribu. Politikus PDIP ini bahkan menyebut Andi sebagai brutus.
Baca Juga: Andi Widjajanto Resmi Jabat Gubernur Lemhannas, Kekayaannya Tercatat Rp 11,5 Miliar
Berawal ketika Masinton menuding sejumlah pihak yang ingin memisahkan Presiden Jokowi dengan partai pendukungnya. Orang-orang itu, bertebaran di lingkaran Istana.
"Posisi Pak Jokowi hari ini dilingkari oleh orang-orang di Istana untuk menjauhkan Pak Jokowi dengan parpol. Ada 'Brutus-Brutus' di Istana mau jauhkan Pak Jokowi dari partai," kata Masinton pada 29 Januari 2015, seperti dikutip Kompas.com, Senin (21/2/2022).
Masinton kemudian menyebut nama Andi Widjajanto dan Rini Soemarno sebagai dua orang yang disebutnya brutus.
"Kalau saya cuma ke dua orang, Rini dan AW (Andi Widjajanto). Dua orang ini orang-orang begini kan yang kita sebut 'Brutus' jauhkan Jokowi dari partai, menjauhkan dengan relawan, menjauhkan dengan rakyat," ungkap Masinton di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Kamis (5/2/2015) siang.
Masinton menuding Andi kerap mendistorsi informasi yang hendak disampaikan oleh PDIP ke Presiden. Padahal, pesan dan informasi yang disampaikan PDIP itu mewakili aspirasi dan keinginan rakyat.
Penulis : Hariyanto-Kurniawan
Sumber : Kompas TV