> >

Sosok Praka Fermansyah: Anggota Kopasgat yang Tertembak KKB di Ilaga Papua, Ahli Tempur Darat

Sosok | 19 Februari 2022, 15:13 WIB
Praka Fermansyah, anggota Satgas Lanud Kopasgat yang terkuka akibat tertembak kelompok separatis terotis (KST) di Bandara Ilaga, Sabtu (19/2/2022). (Sumber: Pendam XVII/Cenderawasih)

ILAGA, KOMPAS.TV - Kontak tembak yang dilakukan kelompok kriminal bersenjata (KKB) terjadi di Bandara Aminggaru, Ilaga, Sabtu (19/2/2022) pagi.

Akibatnya seorang prajurit anggota Kopasgat/Paskhas TNI-AU Praka Hermansyah mengalami luka tembak di bahu sebelah kanan.

Kapendam XVII/Cenderawasih Kolonel Inf Aqsha Erlangga menyatakan Praka Hermansyah telah dievakuasi dan dalam kondisi sadar.

“Saat ini korban Praka Fermansyah dalam kondisi sadar dan sudah dievakuasi,” ujarnya dikutip dari Tribun Papua, Sabtu.

Prajurit kelahiran Papua tersebut adalah anggota Satgas Lanud Komando Pasukan Gerak Cepat (Kopasgat) di Bandara Aminggaru.

Baca Juga: Bandara Aminggaru Papua Ditutup Sementara usai KKB Tembak Prajurit TNI AU

Pasukan Kopasgat

Untuk diketahui pasukan Kopasgat adalah pasukan khusus yang menjadi kebanggaan Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa.

Komandan Kopasgat Marsekal Muda TNI Eris Widodo menjelaskan satuannya adalah pasukan TNI AU yang dapat digerakan secara masif dengan gerak cepat.

Dalam urusan bertempur, Kopasgat melakukannya dengan khas matra udara untuk mendukung tugas AU secara umum tugas negara.

Selain itu kemampuan lain prajurit Kopasgat adalah dalam tempur darat.

”Saat ini, kami telah menggelar sembilan batalyon komando di situlah kualifikasi tempur darat ada di situ," ujarnya.

"Tugasnya adalah merebut, mempertahankan pangkalan udara karena pangkalan udara adalah center of gravity suatu kekuatan,” lanjut Eris.

Baca Juga: Prajurit TNI Tertembak di Ilaga, Kapendam Cenderawasih Sebut sebagai Aksi Teror Biadab

Untuk urusan pertahanan udara, Paskhas memiliki senjata modern yakni Oerlikon Skyshield.

Eris mengatakan kemampuan lain adalah Detasemen Matra yang merupakan tim khusus dan khas untuk pengendalian tempur.

“Jadi kalau kita melakukan operasi Linud sebelum penerjun diterjunkan dari pesawat, tim pengendali tempur itu sudah masuk ke dalam untuk mengarahkan dan mencari tempat pendaratan bagi pasukan kita,” jelasnya.

Lalu ada Tim Pengendali Pangkalan yang bertugas untuk beroperasi dalam operasi lanjutan ketika pangkalan berhasil direbut.

Penulis : Danang Suryo Editor : Gading-Persada

Sumber : Kompas TV/Tribun Papua


TERBARU