Harga Kedelai Naik karena Ketergantungan Impor, YLKI: Pemerintah Kurang Perhatian ke Produksi Lokal
Berita utama | 17 Februari 2022, 12:18 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Ketergantungan kedelai impor ditengarai menjadi salah satu penyebab naiknya harga tempe dan tahu.
Pengurus Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Sudaryatmo menilai bahwa sensitivitas produk turunan kedelai di Tanah Air memang tak terelakan dari kondisi pasar global.
"Ketika ada gejolak kedelai impor, itu akan berdampak pada kelangkaan. Imbasnya akan ada kenaikan produk-produk turunan kedelai, seperti tempe, tahu, susu kedelai, dan lain-lain," kata Sudaryatmo dikutip dari Kompas.com, Kamis (17/2/2022).
Sudaryatmo menambahkan, hal tersebut semakin parah jika mengingat betapa minimnya perhatian pemerintah selama ini, terkait produksi kedelai lokal.
Baca Juga: Harga Kedelai Melonjak, Perajin Tempe Tahu Mogok Produksi 21-23 Februari 2022
Menurut Sudaryatmo, pemerintah kerap menggunakan kebijakan impor sebagai solusi cepat untuk menuntuskan persoalan kesenjangan antara permintaan dan pasokan kedelai dalam negeri.
Sebagaimana terlihat dalam Undang-Undang (UU) Cipta Kerja, yang justru mereduksi UU Pangan, hingga semakin menunjukan kurangnya perhatian pemerintah terhadap produksi kedelai lokal.
"Dalam UU Cipta Kerja, antara produk dalam negeri dan produk impor itu diperlakukan sama, yang penting kebutuhan terpenuhi. Jadi, dari sisi regulasi memang pemerintah kurang perhatian," jelasnya.
Padahal, UU Pangan sebelumnya telah mengatur, pemenuhan kebutuhan pangan dalam negeri mesti mengutamakan produk dalam negeri sehingga produksi harus menjadi perhatian.
Baca Juga: Harga Kedelai Impor Naik, Ribuan Produsen Tahu Tempe Bangkrut
Penulis : Aryo Sumbogo Editor : Fadhilah
Sumber : Kompas.com