> >

Sosok Pria yang Todongkan Pistol ke Kuli Bangunan di Pondok Indah Ternyata Pengusaha Properti

Hukum | 16 Februari 2022, 22:19 WIB
Pengusaha properti berinisial RPB (54), tersangka penodongan senjata ke kuli bangunan di Pondok Indah, saat dihadirkan dalam jumpa pers di Polres Metro Jakarta Selatan, Selasa (15/2/2022). (Sumber: TribunJakarta.com/Annas Furqon Hakim)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Pria yang menodongkan pistol ke seorang kuli bangunan di Pondok Indah, Jakarta Selatan, telah ditangkap dan ditetapkan sebagai tersangka.

Pria tersebut diketahui berinisial RPB. Aksi  koboi yang dilakukan pria berusia 54 tahun itu terjadi pada Sabtu (12/2/2022) pagi.

Baca Juga: Pria yang Todong Pistol ke Kuli Bangunan di Pondok Indah Jakarta Ditetapkan sebagai Tersangka!

Ia nekat mengancam akan menembak kuli bangunan karena merasa terganggu dengan aktivitas renovasi rumah yang ada di sebelah rumahnya.

"Pekerjaan rumah yang mengeluarkan suara cukup keras dengan mengetok tembok rumah. Ini dirasa mengganggu tersangka," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Endra Zulpan dikutip dari TribunJakarta pada Rabu (16/2/2022).

Kombes Zulpan menjelaskan, aktivitas korban dirasa mengganggu pelaku yang ketika itu tengah berkegiatan Zoom Meeting dari rumahnya.

"Yang kebetulan sedang beraktivitas di rumahnya, yang sedang berkegiatan Zoom Meeting di rumahnya," ucap Kombes Zulpan.

Baca Juga: Pria yang Todongkan Pistol ke Kuli Bangunan karena Keberisikan Renovasi Rumah Ditangkap Polisi

Setelah itu, pelalu RPB pun keluar dari rumahnya ditemani seorang sopir bernama Sutrisno. Ia pun lantas menegur kuli bangunan tersebut berinisial SES.

Zulpan menuturkan, menurut pengakuan pelaku, korban SES mengabaikan teguran RPB dan malah melanjutkan pekerjaannya merenovasi rumah.

"Kemudian menghampiri rumah sebelah, di mana korban sedang bekerja, di sini lah dihampiri kemudian ditegur diminta untuk berhenti."

"Tapi kemudian (teguran) tidak dianggap, korban tetap bekerja."

Baca Juga: Penodong Pistol ke Kuli Mengaku Kesal Karena Suara Bising dari Pengerjaan Bangunan

Karena kesal tegurannya tak digubris, pelaku RPB lalu menyiram segelas teh ke arah korban SES. Selain itu, pelaku juga menodongkan pistol ke arah korban dan melontarkan kalimat ancaman.

"Kemudian tersangka juga menodongkan senjata, sambil berkata, 'pilih dengkul atau kaki yang kena?'" kata Zulpan.

Usai diancam dengan pistol, Zulpan menuturkan, korban SES merasa takut dan langsung menghentikan pekerjaannya merenovasi rumah.

Setelah itu, korban melapor ke polisi usai mendapat ancaman demikian. Polisi yang mendapat laporan dan melihat video ancaman itu viral langsung bergerak.

Baca Juga: Merasa Terganggu saat Zoom Meeting, Seorang Pria Todongkan Pistol ke Kuli Bangunan

Pelaku RPB kemudian diamankan di rumahnya pada Senin (14/2/2022).

Dikutip dari TribunJakarta, pelaku RPB merupakan seorang pengusaha properti. Ia merupakan warga Jalan Kartika Utama, Pondok Indah, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan.

Saat melakukan pengancaman, RPB menggunakan pistol air softgun jenis glock 17.

Kepada polisi, pelaku RPB membeli pistol tersebut di Senayan Trade Centre (STC) seharga Rp4,5 juta pada Oktober 2021 lalu.

Baca Juga: Ini Spesifikasi Pistol Putih-Emas Hadiah Prabowo untuk Menhan Prancis, Buatan Pindad

Menurut Kombes Pol Endra Zulpan, pistol itu dibeli RPB agar dirinya terlihat gagah saja.

"Itu (air softgun) baru dibeli, baru Oktober 2021. Ya, hanya untuk gagah-gagahan saja seperti itu," ujar Zulpan.

Lebih lanjut, Zulpan membeberkan alasan RPB membeli pistol lantaran merasa stres menghadapi situasi di masa pandemi.

"Alasannya yang bersangkutan membeli itu karena dia stres situasi pandemi ini," ujar Zulpan.

"Sehingga membeli peralatan yang menyerupai kelengkapan militer, walaupun dia bukan anggota militer."

Baca Juga: Penampakan Pistol Hadiah Menhan Prabowo untuk Florence Parly, Menteri Angkatan Bersenjata Prancis

Atas perbuatannya, tersangka RPB saat ini telah mendekam di tahanan Rutan Polres Metro Jakarta Selatan.

Ia dijerat Pasal 335 KUHP dengan ancaman hukuman maksimal satu tahun penjara.

 

Penulis : Tito Dirhantoro Editor : Iman-Firdaus

Sumber : TribunJakarta


TERBARU