Sejumlah Alasan Muhaimin Ajukan NU-Muhammadiyah Jadi Penerima Nobel Perdamaian, Apa Mungkin?
Politik | 16 Februari 2022, 16:38 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Wakil Ketua DPR RI Muhaimin Iskandar, memiliki alasan mengusulkan NU-Muhammadiyah sebagai wakil Indonesia dalam menerima Nobel Perdamaian tahun 2022 atau pada tahun 2023 mendatang.
Alasannya, berkat dua ormas itu demokrasi di Indonesia relatif aman dan stabil, serta upaya keduanya memerangi bibit kekerasan selama ini menjadikannya layak dapat ganjaran Nobel.
Lebih lanjut menurut Muhaimin, NU-Muhammadiyah sangat layak untuk diajukan sebagai representasi dari Indonesia untuk menerima Nobel Perdamaian.
Hal itu diungkapkan Muhaimin Iskandar dalam Konferensi Pers di Media Centre DPR RI, Senayan, Jakarta, Rabu (16/2/2022).
“Saya dengan ini akan secara resmi mengajukan nominasi NU-Muhammadiyah sebagai wakil Indonesia untuk penerima Hadiah Nobel Perdamaian 2022 atau 2023. NU-Muhammadiyah layak memerima penghargaan Hadiah Nobel Perdamaian pada 2022/2023,” katanya.
Berkat NU-Muhammadiyah sebagai penjaga negeri Indonesia, tambah Muhaimin, proses demokrasi relatif stabil dan aman bagi negeri besar dan majemuk seperti Indonesia.
Apalagi, Indonesia adalah negeri muslim terbesar di dunia dan menjadi contoh terkait toleransi dunia.
“Berkat NU-Muhammadiyah, Indonesia dapat menjadi contoh negara dengan penduduk muslim terbesar dan menjalankan sistem demokrasi dan negara yang stabil dan aman,” tambahnya.
Muhaimin lantas menjelaskan, NU-Muhammadiyah telah bertahun-tahun aktif berkontribusi melakukan upaya-upaya perdamaian dan advokasi, khususnya terkait hak minoritas baik dalam skala nasional maupun internasional.
“NU-Muhammadiyah telah berjasa dan memainkan andil besar dalam memajukan dan mewujudkan narasi dan praktik Islam damai, islam toleran, tidak saja di tingkat Indonesia tetapi juga di tingkat global dalam berbagai forum internasional dan lembaga pendidikan Internasional,” urainya.
Baca Juga: Muhaimin Iskandar Ajukan NU dan Muhammadiyah Terima Nobel Perdamaian
Jasa NU-Muhammadiyah Hapus Bibit Kekerasan
Penulis : Dedik Priyanto Editor : Iman-Firdaus
Sumber : Kompas TV