> >

Indeks Kemacetan Jakarta Terus Turun dalam 4 Tahun Terakhir, Ini 5 Upaya yang Dilakukan Pemprov DKI

Sosial | 11 Februari 2022, 15:02 WIB
Suasana lalu lintas di Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta, Sabtu (25/12/2021). Menurut Tomtom Traffic Index 2021, indeks kemacetan Jakarta sebesar 34 persen dan menduduki peringkat 46 dari 404 kota yang diukur. (Sumber: ANTARA/Dewa Ketut Sudiarta Wiguna)

Ketiga, Pemprov DKI telah melakukan revitalisasi trotoar dan penambahan jalur sepeda. Hal ini berdampak pada peningkatan minat masyarakat untuk menggunakan moda transportasi yang ramah lingkungan.

Baca Juga: Pemprov DKI Siapkan 3 Moda Transportasi Umum untuk Akses ke JIS

Keempat, penanganan titik kemacetan.

Syafrin menjelaskan, pada 2021, Dinas Perhubungan (Dishub) DKI Jakarta melaksanakan penanganan pada 38 titik kemacetan. 

Menurutnya, sejak 2018 sampai dengan akhir tahun 2021, terdapat 108 titik kemacetan yang berhasil ditangani.

Hal ini membuat target Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) untuk kecepatan rata-rata di 41 koridor jalan utama pada jam sibuk terlampaui, yaitu 24,91 km/jam.

Baca Juga: Begini Penampakan Temuan Rel Trem Zaman Belanda Pada Proyek MRT Jakarta Fase 2

Kelima, sistem ganjil genap.

Syafrin menjelaskan, terdapat 25 ruas jalan utama yang menerapkan sistem ganjil genap pada jam sibuk yaitu hari Senin-Jumat, pukul 06.00-10.00 WIB dan 16.00-21.00 WIB.

Di masa pengendalian Covid-19, penerapan sistem ganjil genap hanya pada 13 ruas jalan serta pada pintu-pintu masuk tempat wisata utama, yaitu di Ancol Taman Impian, Taman Mini Indonesia Indah dan Taman Margasatwa Ragunan mulai hari Jumat pukul 12.00 WIB hingga hari Minggu pukul 18.00 WIB.

"Indeks kemacetan di Jakarta yang konsisten turun adalah kabar baik yang patut disyukuri karena ini merupakan hasil kerja keras seluruh jajaran Pemprov Jakarta," ujar Syafrin dalam keterangan tertulisnya, Jumat (11/2/2022).

Baca Juga: Anies Harap PPKM Level 3 di Jakarta akan Kurangi Mobilitas Penduduk

Lebih lanjut, Syafrin menyatakan, Pemprov DKI terus berupaya dalam mengatasi kemacetan dengan mengembangkan Jakarta sebagai kota transit yang merupakan implikasi logis dari wilayah aglomerasi. 

Ke depannya, integrasi transportasi publik melalui JakLingko, penataan kawasan stasiun KRL yang terintegrasi dengan Transjakarta dan MRT/LRT, kemudian pembangunan jalur sepeda dan perluasan trotoar, akan terus dikembangkan.

Penulis : Johannes Mangihot Editor : Edy-A.-Putra

Sumber : Kompas TV


TERBARU