Hasil Tes Covid-19 Bisa Beda-beda dalam Sehari, Ini Penjelasan Menkes dan Dokter
Kesehatan | 9 Februari 2022, 15:50 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Beberapa waktu, artis Atiqah Hasiholan mengeluh mengenai hasil tes Covid-19 swab PCR dan antigen berbeda-beda dalam satu hari.
Melalui unggahan Instagram Story, Atiqah sempat bercerita bahwa dirinya tes swab PCR tiga kali namun, hasilnya tidak sama.
"Dalam 1 hari: PCR pertama – positif, Swab antigen – negatif, PCR kedua - negatif," tulis Atiqah Hasiholan dikutip dari akun @atiqahhasiholan, Senin (7/2/2022).
Selain itu, Atiqah juga mengaku tidak merasakan gejala Covid-19 sama sekali.
Baca Juga: Atiqah Hasiholan Ungkap 3 Kali Tes Swab Hasilnya Berbeda-beda dalam Sehari
Menanggapi kasus tersebut, ada beberapa penjalasan dari Kementerian Kesehatan (Menkes) dan ahli, berikut rangkumannya.
Penjelasan dari Menkes
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menjelaskan bahwa tidak ada alat tes swab PCR yang tingkat akurasinya 100 persen sempurna.
"Tidak ada tes PCR yang 100 persen sempurna. Karena baik dari sensitivitas maupun spesifikasinya itu kisarannya 95 sampai 99 persen," kata Budi dalam konferensi pers mengenai evaluasi PPKM, Senin (7/2/2022),
Budi lantas mencontohkan dengan pelaku perjalanan luar negeri yang diizinkan melakukan tes pembanding bila di awal menunjukkan hasil positif.
Tes pembanding harus dilakukan di dua laboratorium yang berbeda dengan syarat yang telah diakreditasi Kemenkes.
Baca Juga: Kapan Gejala Flu Patut Dicurigai sebagai Gejala Omicron? Ini Penjelasan Dokter
"Sehingga kalau keluar nanti dua hasilnya, langsung kita bisa lihat. Oh ternyata ada tiga hasil. Bila dua bilang negatif satu positif, otomatis negatif. Kalau dua dari tiga bilang positif itu positif," kata Budi.
Penjelasan Dokter
Dokter Spesialis Penyakit Dalam, RA Adaninggar, dr, spPD juga menuturkan hal senada dengan Menkes Budi Gunadi.
Adaninggar menjelaskan bahwa tidak ada alat tes yang akurasi sensitivitas dan spesifitasnya 100 persen.
Menurutnya, hasil tes swab PCR dan antigen bisa berbeda terkait dengan sensitivitas alat.
Sementara itu, tingkat sensitivitas alat PCR dan antigen dapat dipengaruhi oleh hal-hal berikut.
- Lokasi pengambilan sampel (nasofaring 63%, orofaring 32%, sputum 72%, anal 70%, BAL 93%)
- Waktu pengambilan sampel
- Teknik pengambilan dan pengolaan sampel
- Target gen/reagen yang digunakan (PCR)
"Untuk meningkatkan sensitivitas diambil sampel dari beberapa lokasi, waktu yang tepat, teknik yang benar, dilakukan lebih dari satu kali dan dilakukan di tempat dan alat yang sama," tulis dr Adaninggar.
Apakah Itu Artinya Alat Tes Covid-19 Tidak Akurat?
Dr Adaninggar menjelaskan bahwa alat tes Covid-19 baik swab antigen maupun PCR hanya sebagai alat penunjang.
"Yang penting adalah dokter harus bisa menginterpretasikan hasil tes sesuai dengan tingkat akurasi alat, baik sensitivitas maupun spesifitas," ujarnya.
Baca Juga: Dokter Ungkap Golongan yang Tak Perlu Khawatir Saat Terinfeksi Varian Omicron
Interpretasi hasil tes Covid-19 harus memperhitungkan gejala klinis pasien, riwayat perjalanan penyakit, prevalensi Covid-19 di daerah tersebut, parameter lain seperti laboratorium atau radiologi, dan kemungkinan diagnosis banding lain.
"Bila ada dua kali pemeriksaan pada waktu yang berdekatan atau mungkin beda lokasi tempat pengambilan sampel (beda lubang hidung saja misalnya), satu positif dan satu negatif, tetap lebih percaya dulu yang hasil yang positif karena kemungkinan ada false negative," tuturnya.
"Jadi bila menerima tes Covid (PCR atau antigen), jangan diinterpretasi sendiri, selalu konsultasikan ke dokter ahli. Bukan alatnya yang tidak akurat tetapi cara interpretasi hasilnya yang tidak sembarangan," masih kata dr Adaninggar.
Penulis : Dian Nita Editor : Desy-Afrianti
Sumber : Kompas TV