Pulau Jawa Dihantam Omicron, Luar Jawa Diminta Waspada
Kesehatan | 8 Februari 2022, 05:00 WIBYOGYAKARTA, KOMPAS.TV - Angka kasus Covid-19 di Indonesia mulai naik lagi seiring menyebarnya varian Omicron yang sangat menular. Daerah-daerah di Pulau Jawa dan Bali mencatat kenaikan kasus yang cukup tinggi di tengah persebaran varian tersebut.
Omicron terdeteksi di Indonesia sejak 16 Desember 2021 lalu. Sejak akhir Januari 2022, tren kasus harian Covid-19 di Indonesia pun mulai melonjak.
Pada 6 Februari 2022, kasus positif di Indonesia bertambah sejumlah 36.057 kasus. Angka ini bertambah pesat dibanding hari pertama Februari yang hanya mencatatkan 3.240 kasus baru.
Sejumlah provinsi di Jawa-Bali menunjukkan kenaikan kasus yang tinggi. Bahkan DKI Jakarta, Banten, dan Bali mencatatkan kasus harian yang lebih tinggi pada 6 Februari 2022 dibanding puncak gelombang Delta pada Juli 2021 silam.
Naiknya kasus juga berdampak pada tingkat keterisian tempat tidur rumah sakit (bed occupancy rate/BOR). Menurut data yang dihimpun Kementerian Kesehatan RI, per 6 Februari, terdapat 15 kabupaten/kota di Jawa-Bali dengan tingkat BOR melebih 200 bed.
Baca Juga: 356 Orang Meninggal Sejak Kemunculan Omicron: Didominasi Lansia, Komorbid, dan Belum Vaksin Lengkap
Tiga wilayah administrasi di DKI Jakarta, yakni Jakarta Utara, Jakarta Selatan, dan Jakarta Pusat, tingkat keterisian tempat tidur RS melebihi 1.000. Jakarta Utara menjadi daerah dengan tingkat BOR terbanyak sejumlah 2.964 bed.
Meskipun demikian, mayoritas pasien yang dirawat di rumah sakit menunjukkan gejala ringan atau sedang.
Menurut data Kementerian Kesehatan, per 6 Februari, dari 20 kabupaten/kota dengan peningkatan kasus tinggi, 47,3 persen pasien rawat inap menunjukkan gejala ringan. Sedangkan 11,4 persen tanpa gejala.
Sementara itu, gejala berat dan kritis masing-masing 1,8 persen dan 1,2 persen.
Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin, Senin (7/2/2022), mengingatkan bahwa kabupaten/kota di luar Jawa-Bali mesti waspada akan persebaran varian Omicron.
Pasalnya, berkaca dari puncak gelombang Delta pada Juli-Agustus 2021 silam, provinsi-provinsi luar Jawa menunjukkan puncak gelombang sekitar tiga minggu setelah Pulau Jawa.
Berkaca dari gelombang varian Delta
Ketika gelombang Delta terjadi, Pulau Jawa menyaksikan puncak gelombang pada tanggal 15 Juli 2021. Terdapat 43.082 kasus baru di pulau itu ketika gelombang Delta mencapai puncaknya.
Provinsi-provinsi di Maluku dan Papua sendiri mencatatkan puncak kasus sehari lebih dulu daripada Pulau Jawa. Pada 14 Juli 2021, Maluku dan Papua menyaksikan puncak gelombang Delta dengan 1.331 kasus baru.
Baca Juga: Puncak Gelombang Covid-19 Varian Omicron Diprediksi Tiga Kali Lebih Tinggi dari Delta
Setelah Jawa, berturut-turut mulai 4 hingga 16 Agustus 2021, provinsi-provinsi di Kalimantan, Sumatera, Sulawesi, Nusa Tenggara, dan Bali mencatatkan kasus harian tertinggi di tengah gelombang Delta.
Menghadapi persebaran varian Omicron, masyarakat diimbau tetap tenang tetapi waspada terhadap varian yang sangat menular tersebut.
”Sebulan ke depan harus berhati-hati untuk luar Jawa-Bali karena akan terjadi pola (kenaikan kasus Covid-19) seperti yang terlihat saat gelombang Delta (Juli-Agustus 2021) ataupun puncak pertama (Januari 2021),” kata Juru Bicara Vaksinasi Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi kepada Harian Kompas.
Sebelumnya, Kementerian Kesehatan memprediksi tingkat kasus pada puncak gelombang Omicron bisa dua atau tiga kali lipat lebih banyak dari puncak gelombang Delta.
Puncak Omicron diperkirakan berlangsung akhir Februari atau Maret 2022.
Menkes Budi sendiri memastikan pemerintah siap mengantisipasi lonjakan kasus akibat Omicron. Ia menyebut bahwa kapasitas rumah sakit serta obat-obatan dan oksigen mencukupi.
Baca Juga: Omicron Picu Kenaikan Kasus Covid-19 di Indonesia: Kasus Harian di 3 Provinsi Lampaui Puncak Delta
Penulis : Ikhsan Abdul Hakim Editor : Edy-A.-Putra
Sumber : Kompas TV